Untuk menulis buku dan menyelesaikannya dengan cepat tanpa menunda-nunda, kita harus memiliki niat yang kuat dalam menulis buku tersebut dan menyelesaikannya.
Tanpa niat yang kuat, akan mudah tergoda untuk menunda-nunda atau lebih memilih mengerjakan aktivitas lain yang kurang produktif.
Jika Anda memiliki niat yang kuat, maka tak punya pilihan lain selain menulis buku tersebut dan menyelesaikannya. Contohnya ketika Anda dapat tugas dari guru atau dosen dan harus dikumpulkan hari itu, maka mau tidak mau Anda harus menyelesaikan tugas tersebut.
Jika tujuan Anda baik dalam menulis buku dan naskah yang Anda tulis akan bermanfaat untuk pembaca nantinya maka Anda harus memperkuat niatnya.
Nah, yang jadi pertanyaan adalah bagaimana supaya punya niat yang kuat?
Begini, kalau misalkan Anda melihara kelinci, bagaimana caranya membuat kelinci itu supaya lari cepat?
Untuk membuat kelinci berlari cepat caranya yang pertama beri wortel di depannya, yang kedua beri anjing di belakangnya. Pasti kelinci itu bakal lari secepat–cepatnya karena dia sedang mengejar apa yang dia mau yaitu wortel dan dia sedang berlari dari kejaran anjing.
Jadi kalau kita ingin memperkuat niat, kita harus mencari reward and punishment. Jadi ada hadiah ataupun kenikmatan yang kita tuju kalau niatan itu terlaksana dan juga ada hukuman atau sesuatu yang sama sekali tidak kita inginkan kalau niatan itu tidak terlaksana.
Contoh lainnya begini. Misalkan Anda tinggal di apartemen lantai 10, lalu di samping apartemen itu ada gedung. Nah pertanyaannya adalah jika ditaruh papan selebar 20 cm antara apartemen tempat tinggal kamu dan gedung disebelahnya, apa Anda mau jalan ke atas gedung di sebelahnya lewat papan itu?
Pasti tidak ada yang mau, kan? Itu berarti niatannya kurang kuat. Sama, saya juga tentu tak mau. Tapi kalau di gedung yang ada di depan sana ada uang 10 Milyar dan kalau kita nyebrang ke gedung itu uang itu jadi milik kita. Nah, siapa yang mau menyebrang lewat papan itu?
Mungkin di antara Anda sudah ada beberapa orang yang nekat demi uang 10 milyar itu. Tapi masih banyak juga yang tidak mau melakukan hal itu. Karena buat apa uang 10 milyar tapi risikonya bisa jatuh dan tewas. Kalau begitu, berarti masih ada yang niatannya belum kuat.
Kalau begitu ini tawaran terakhir. Misalkan apartemen tempat tinggal Anda di lantai bawahnya kebakaran. Api sudah merambat hampir ke lantai 10 dan lama kelamaan hampir sampai di apartemen tempat Anda tinggal. Anda mau turun ke bawah sudah tak mungkin, pasti kebakar. Mau diam terus di kamar juga api sudah merembet. Nah, pertanyaannya apakah mau menyebrang ke gedung sebelah melalui papan selebar 20 cm itu? Apalagi di sana ada uang 10 milyar?
Kalau kejadiaanya begitu pasti Anda akan nekat menyebrangi gedung melalui papan itu. Menyebrangi gedung memang ada kemungkinan jatuh. Tapi ada juga kemungkinan selamat. Tapi kalau diam saja sudah pasti kebakar. Jadi pilih mana? Pasti mau lebi memilih menyebrangi gedung itu, kan?
Nah, jadi begitu untuk memperkuat niatan. Bayangkan hal enak yang akan bisa kita nikmati kalau niat atau impian kita tercapai, dalam hal ini menulis buku dan menyelesaikannya. Dan bayangkan sesuatu yang buruk yang tidak kita inginkan kalau niat kita tidak terlaksana. Misalkan kalau kita tidak menyelsaikan naskah buku yang kita tulis, maka seumur hidup tidak akan pernah menjadi penulis sukses atau penulis profesional, dan lain sebagainya.
Tapi yang terpenting adalah niat yang kuat untuk memberi manfaat dari apa yang kita tulis. Misalkan jika Anda selalu menjadi peringkat pertama di kelas, Anda bisa menulis buku tentang kiat-kiat menjadi peringkat pertama di kelas. Atau jika Anda memiliki ilmu tentang suatu bidang tertentu dan menuliskannya menjadi buku, tentu itu bisa bermanfaat bagi pembacanya.
Untuk menulis buku dengan cepat, bahkan bisa hanya dalam waktu 5 hari, pelajari "Bisa Menulis 1 Buku dalam 5 Hari" di 1buku5hari.rasibook.com