Keunggulan Buku Digital dibandingkan Buku Cetak

Rival Ardiles 7/16/2014 1 Comment

Di era digital saat ini buku cetak pun bisa digantikan dengan buku digital. Walaupun memang, membaca dengan buku cetak lebih menyentuh. Tapi di sisi lain, buku digital memiliki beberapa keuntungan dibandingkan buku cetak:

1. Ramah Lingkungan

Buku cetak menggunakan kertas, dan kertas dibuat dengan menebang pohon-pohon dan hutan-hutan, sehingga buku digital lebih ramah lingkungan dibandingkan buku cetak.

2. Lebih simpel dan tak memakan tempat

Menyimpan koleksi buku cetak tentu membutuhkan tempat seperti rak buku, lemari dan sebagainya. Sedangkan buku digital tak memakan tempat karena bisa disimpan di komputer, laptop, I pad, dan bahlan smart phone hingga bisa dibawa ke mana-mana.

3. Lebih murah

Mencetak buku tentu membutuhkan biaya, begitu pun dengan mendistribusikannya. Dengan adanya buku digital, tentu biaya bisa jauh lebih murah.


Dengan adanya buku digital, bisa menjadi alternatif bagi para pembaca.
Jika anda ingin menerbitkan buku di Rasibook. Kami telah bekerja sama dengan beberapa penyedia aplikasi toko buku digital seperti Scoop, Mahoni, dan Wayang Force. Buku anda akan dijual melalui Appstore, Windows Store, dll. Silakan kirimkan naskah anda melalui form di http://www.rasibook.com/p/paket-penerbitan.html

DITOLAK PENERBIT 60 KALI SEBELUM NOVELNYA BEST SELLER

Rival Ardiles 7/16/2014 Add Comment


Kalau kamu baru beberapa kali ditolak penerbit lalu berhenti menulis, belajarlah dari penulis yang satu ini. Penulis yang naskahnya sempat ditolak 60 kali sebelum diterbitkan dan menjadi best seller.

Kathryn Stockett mulai menulis novel yang berjudul The Help pada tahun 2001. lalu Novel tersebut selesai tahun 2006. 

Ia kemudian menawarkan naskahnya ke sejumlah penerbit melalui agen. Ternyata tawaran pertama ditolak. 

Ia mencoba merevisi dan beberapa bulan kemudian menawarkannya lagi pada beberapa agen lain. Hasilnya, masih ditolak. “Setidaknya ada 15 yang menolak,” katanya.


Ia mencoba bertanya pada teman-temannya, kira-kira apa yang membuat novelnya yang bercerita tentang pembantu kulit hitam di keluarga kulit putih tahun 1960-an ini tidak menarik. 

Banyak dari teman-temannhya yang menghibur dan kemudian memintanya menulis novel lain. Padahal, menurut Stockett, ia tak akan membuat novel berikutnya kalau The Help belum diterbitkan.

Setelah itu ia mencoba menawarkannya lagi pada sejumlah agen. Namun masih saja ditolak. Itu berarti ia sudah mendapat 40 kali penolakan. 

Tapi ia tetap bertahan, ia terus bejuang. Ia terus memperbaikinya. Kalau perlu mencari agen atau penerbit baru yang mungkin bersedia menerbitkannya. 

Teman-temannya sudah memberinya nasihat agar tak perlu bergantung pada novel itu. Tapi  Stockett tetap yakin, The Help novel yang bagus dan layak diterbitkan.

Ia kemudian memperbaikinya di sana-sini. Begitu sibuknya dengan draft buku itu, sampai-sampai menjelang kelahiran anak pertamanya ia masih memegang draft. 

Ketika didorong menuju tempat persalinan, seorang perawat memintanya untuk tidak terus menerus membaca. Dan dengan menyesal akhirnya draft itu ia serahkan ke sang suami.

Lima hari setelah kelahiran anaknya, Stockett menginap di hotel dan langsung mengetik untuk memperbaiki The Help. 

Setelah itu ia menawarkan novel itu ke sejumlah agen. “Akhirnya saya mendapat penolakan yang ke-60,” katanya.

Namun tawarannya yang ke-61 mendapat respon baik. Agen yang bernama Susan Ramer, bersedia menawarkan The Help ke penerbit Amy Einhorn Books. 

Lalu pada tahun 2009, akhirnya novel itu terbit dan menjadi novel best-seller di Amerika. 

Novel itu terbit setelah melalui proses lima tahun menulis, tiga setengah tahun mengalami 60 penolakan. 

Jika Kathryn Stockett butuh 60 kali penolakan agar naskahnya diterbitkan dan menjadi best seller. Tentu kita tak punya alasan untuk berhenti berkarya sampai karya itu diterbitkan.

Tapi saat ini Karya kita juga bisa diterbitkan secara indie sebagai pengalaman untuk menerbitkan buku. 

Terbitkan karyamu di Rasibook. Kami bekerja sama dengan beberapa toko buku digital seperti Scoop, Mahoni, dan Wayang Force, untuk memasarkan karya Anda.


Jadi, berapa kali Anda ditolak penerbit?
Yang pasti jangan pernah menyerah, teruslah berkarya.

Ini Alasan Penulis Memilih Self Publishing

Rival Ardiles 7/11/2014 Add Comment

Saat ini menerbitkan buku ada dua jalur, melalui mayor publishing dan juga melalui self publishing. Bagi kebanyakan orang tentu bisa menerbitkan buku di mayor publishing akan menjadi suatu kebanggaan. Tapi self publishing pun menjadi pilihan tersendiri bagi para penulis yang ingin menerbitkan naskahnya.

Berikut beberapa alasan para penulis yang memilih self publishing:

  •  Ditolak Penerbit Mayor 

    Dengan selektifnya penerbit mayor tentu banyak penulis yang ditolak oleh penerbit mayor. Tentu bukan berarti naskah mereka jelek. Karena penerbit punya pertimbangan tersendiri baik dari nilai jual maupun selera penerbit yang bersangkutan.

    Self publishing bisa menjadi alternatif bagi para penulis yang ingin menerbitkan naskahnya tanpa penolakan. Dengan menerbitkan bukunya, tentu penulis bisa lebih percaya diri untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

  • Proses diterbitkan Cepat  

    Jika memilih Mayor publishing tentu kita tak mengeluarkan biaya untuk menerbitkan buku. Namun proses untuk menerbitkan buku di mayor publishing bisa sangat lama. Apalagi bagi penulis pemula. Hal ini tentu bisa kita pahami karena mayor publishing mendapat naskah yang sangat banyak dan harus menyeleksinya secara ketat. Andai diterima pun ada antrian terbit yang juga bisa memakan waktu berbulan-bulan.
  • Naskahnya Tidak Ingin di Edit

    Ada pula di antara penulis yang memutuskan untuk menerbitkan buku secara self publishing  karena naskahnya tidak ingin diedit. Karena biasanya di mayor publishing naskah yang tadinya sudah capek-capek dibuat ada yang harus dipangkas banyak sekali. Tentu bagi penulis-penulis yang punya idealis tidak ingin naskah tersebut diubah.

    Penulis yang awalnya memutuskan untuk self publishing dengan alasan tidak ingin diedit adalah Dewi Lestari yang saat itu menerbitkan buku Supernova.


Beberapa Penulis yang Menulis dari Pengalaman

Rival Ardiles 7/07/2014 1 Comment
ketika kita binngung mau nulis apa, dan belum dapat ide. Cobalah pikirkan pengalaman temen-teman yang menarik. Siapa tau bisa dijadikan bahan dalam membuat tulisan. Karena banyak penulis yang sukses menerbitkan karya-karyanya yang berasal dari pengalaman. Walaupun ada juga di antara karya mereka berupa pengalaman yang didramatisir dan banyak ditambahkan.

Tapi apa pun itu, berikut beberapa penulis sukses yang menuliskan karyanya berasal dari pengalaman

1. Andrea Hirata

Andrea Hirata merupakan penulis yang sangat sukses dengan karyanya Tetralogi Laskar Pelangi. Novel itu terinspirasi dari pengalaman hidupnya saat menempuh pendidikan. Dari mulai sekolah di SD yang sangat memprihatinkan sampai bisa menuntut ilmu di luar negeri.

Dalam novel-novel karyanya memang banyak yang didramatisir, dan banyak pula yang menjadi pertanyaan. Misalkan apakah tokoh Lintang dan Arai benar-benar ada? Tapi yang pasti apapun itu, novel itu telah menjadi karya yang menginspirasi banyak orang.


2. Raditya Dika

Awalnya Raditya Dika senang menuliskan pengalaman lucunya di blog. Di antaranya pengalaman sialnya saat sekolah, kuliah, dan lain sebagainya. Kemudian ia mengirimkan naskahnya ke penerbit. Awalnya memang naskahnya selalu ditolak penerbit. Terlebih jenis karya tersebut tergolong baru pada saat itu. Akhirnya ada juga penerbit yang mau menerbitkan naskahnya walaupun ia harus presentasi dulu untuk meyakinkan penerbit.

Ketika awal bukunya terbit, sebenarnya bukunya tidak begitu laku. Tapi ia gencar melakukan promosi. Salah satu di antarnya dengan menyuruh pembaca untuk berfoto dengan bukunya dan menguploadnya di media sosial.

Kini buku-bukunya menjadi buku yang laris dipasaran, bahkan difilmkan. Ia pun menjadi pemerannya di film-film tersebut.

3. A. Fuadi

A. Fuadi merupakan penulis yang menulis buku Negeri 5 Menara. Ia menuliskan pengalamannya saat sekolah di madrasah hingga bisa sukses bekerja di luar negeri sebagai jurnalis. Awalnya ia sebenarnya tak ingin masuk madrasah. Awalnya ia ingin sekolah di SMA dan kuliah di ITB. Akan tetapi orang tuanya mengarahkannya untuk bersekolah di madrasah. Dan justru itulah ternyata yang terbaik buat hidupnya

Setelah Negeri 5 Menara, ia juga menulis Ranah Tiga Warna. Novel Negeri 5 Menara pun telah difilmkan.

 

4. Donny Dhirgantoro

Donny Dhirgantoro menjadi penulis sukses dengan karyanya yang berjudul 5 cm. Di buku tersebut ia menceritakan pengalamannya beserta para sahabatnya saat menaiki gunung Semeru. Lima sahabat itu merasa bosan tiap hari bertemu dan hanya mengerjakan itu-itu saja. Kemudian mereka memutuskan untuk tidak bertemu selama jangka waktu tertentu. Dan berjanji akan bertemu kembali pada tanggal yang telah ditetapkan. Pada saat itulah mereka memulai petualangannya menaiki gunung Semeru

Novel tersebut juga sukses difilmkan.



Nah, tentu penulis-penulis di atas sudah Anda kenal kan? Sekarang coba pikirkan pengalaman apa saja yang bisa Anda jadikan karya?

Yang Perlu dilakukan Penulis Setelah Bukunya Terbit

Rival Ardiles 7/07/2014 1 Comment

Setiap penulis pasti menginginkan bukunya terbit di sebuah penerbit. Nah, jika bukunya telah terbit lantas apa yang dilakukan penulis?

Berikut adalah hal yang perlu dilakukan penulis setelah bukunya terbit:

1. Membantu Mempromosikan Bukunya

Tentu setelah buku terbit tidak ada jaminan bahwa buku tersebut laris di pasaran. Penulis juga perlu membantu mempromosikan karyanya. Misalkan melalui social media ataupun seminar, bedah buku, dan lain sebagainya. Hal ini tidak wajib memang. Tapi tentu akan memberikan nilai tambah bagi penjualan bukunya. Seperti yang dilakukan Raditya Dika misalnya.

Pada saat pertama kali bukunya terbit, ternyata bukunya Raditya Dika tidak terlalu laku di pasaran. Kemudian ia gencar berpromosi. Salah satu di antaranya dengan menyuruh pembacanya berfoto dengan bukunya dan menguploadnya di social media.

Hingga kini buku-bukunya Raditya Dika selalu laris di pasaran.

2. Perbaiki Naskah Buku tersebut

Setelah bukunya terjual dan dibaca banyak orang, tentu ada kritik dari pembaca. Jika dalam buku itu terdapat kesalahan atau sesuatu yang kurang tentu sebagai penulis harus memperbaikinya agar di cetakan berikutnya bukunya lebih baik lagi.

3. Terus Berkarya

Seorang penulis tentu bukan hanya menerbitkan 1 buku kemudian berhenti berkarya. Tapi seorang penulis sejati terus menghasilkan karya walaupun namanya telah melambung dan telah mendapatkan royalty yang melimpah sekalipun.


Jika Anda ingin menerbitkan buku, silakan terbitkan karya Anda di Rasibook.com

Cara Mengirim Naskah Ke Penerbit dan 5 Hal Yang Harus diperhatikan

Rival Ardiles 7/07/2014 Add Comment



Diterbitkan oleh penerbit tentu merupakan hal yang paling diinginkan bagi para penulis. Sebelum Anda mengirimkan naskah ke penerbit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan


1. Siapkan Naskah Yang Sudah Rapi


Jika ingin karya Anda dihargai oleh editor penerbit dan diterbitkan, Anda juga tentunya harus menghargai karya Anda. Siapkan naskah Anda yang sudah rapi. Bukan mengirimkan naskah yang masih berantakan. Apalagi mengirimkan naskah yang belum selesai. Perhatikan tata bahasa, penulisan yang benar, dan usahakan serapi mungkin. Pelajari Panduan Edit naskah di www.editnaskah.com. Untuk membuat layout buku bisa juga menggunakan super layouter di www.layoutbuku.com


2.  Pilih Penerbit yang Sesuai dengan Jenis Naskah Anda


Sebelum mengirim naskah, perhatikan apakah penerbit tersebut menerima naskah sesuai dengan naskah yang Anda kirimkan atau tidak. Misalkan tulisan Anda tentang Novel Islami. Tentu pilih penerbit yang menerbitkan Novel Islami.


3. Perhatikan Tata Cara Pengiriman dan Ketentuan Mengirim Naskah Ke Penerbit yang bersangkutan


Anda juga harus memperhatikan tata cara dan ketentuan pengiriman naskah ke penerbit yang bersangkutan. Misal, ada penerbit yang hanya menerima naskah dalam bentuk cetak, ada pula penerbit yang menerima naskah dalam bentuk file lewat email. Dalam ketentuan pun biasanya penerbit berbeda-beda. Misalkan untuk penerbit tertentu mensyaratkan naskah 100-150 halaman, kemudian ketentuan margin, dan ketentuan lain sebagainya. 


4. Kirimkan Naskah Beserta Sinopsis dan Biodata Penulis


Kirim naskah Anda beserta sinopsis dan biodata penulis. Jika perlu kirim pula proposal untuk meyakinkan penerbit yang bersangkutan.


5. Jangan Mengirim Naskah Ke Beberapa Penerbit Sekaligus


Ini etika yang perlu diperhatikan penulis. Kirimlah naskah Anda pada satu penerbit. Tunggu sampai penerbit tersebut menerima atau menolak naskah Anda. Kemudian Anda bisa kirim ke penerbit lainnya.


Itulah cara dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengirim naskah ke penerbit. Selain kualitas naskah penting juga untuk memperhatikan apakah naskah memiliki nilai jual apa tidak. Untuk menulis buku yang bernilai jual bisa pelajari di bit.ly/jmbbj

Jika ingin menerbitkan buku di Rasibook silakan kirimkan naskah ke penerbitrasibook@gmail.com dan isi form penerbitannya. Info lengkapnya silakan lihat di http://www.rasibook.com/p/paket-penerbitan.html

Bisa juga menggunakan cover desain sendiri. Cara membuat desain cover buku dengan mudah  bisa dilihat di www.powercover.rasibook.com