Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri majas. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri majas. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Macam-macam Majas Perbandingan dan Contohnya

Rival Ardiles 1/30/2014 1 Comment


Majas Perbandingan ialah kata-kata kiasan yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan terhadap pendengar atau pembaca. Anda bisa menggunakan beberapa jenis majas perbandingan dalam tulisan anda. Majas Perbandingan terdiri dari:

1) Asosiasi atau Perumpamaan

Majas asosiasi atau perumpamaan membandingan dua hal yang pada dasarnya berbeda, tetapi  dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.

Contoh :
  • Semangatnya keras bagaikan baja.
  • Mukanya pucat bagai mayat.
  • Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama

2) Metafora

Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis yang menggunakan kiasan sebagai pembandingnya

Contoh:
  • Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
  • Raja siang keluar dari ufuk timur
  • Jonathan adalah bintang kelas dunia.
  • Harta karunku (sangat berharga)
  • Dia dianggap anak emas majikannya.
  • Perpustakaan adalah gudang ilmu.

3) Personifikasi

Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat dan kemampuanseperti bernyawa.

Contoh:
  • Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
  • Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
  • Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.

4) Alegori

Alegori adalah majas yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.

Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

5) Simbolik

Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.

Contoh:
  • Ia terkenal sebagai buaya darat.
  • Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
  • Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
  • Melati, lambang kesucian
  • Teratai, lambang pengabdian

6) Metonimia

Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda itu.Pengungkapannya berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh:
  • Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
  • Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
  • Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)

7) Sinekdok

Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.

> Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
    Contoh:
    - Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
    - Per kepala mendapat Rp. 300.000.
> Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
    Contoh:
   - Dalam pertandingan final bola voley Rt.05 melawan Rt. 06.
   - Indonesia akan menjadi saksi juara Indonesian Idol malam nanti.

8. Simile

Simile adalah majas yang mengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

Contoh:
Kalian ibarat air dan api,

Itulah macam-macam majas perbandingan yang bisa anda gunakan dalam membuat karya anda hingga karya anda menjadi lebih menarik.

Macam-macam Majas Penegasan

Rival Ardiles 1/31/2014 Add Comment

Majas Penegasan adalah kata-kata kiasan yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca.

Macam-macam majas penegasan


1) Pleonasme

Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.

Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Yang dibelakang harap maju ke depan.

2) Repetisi

Repetisi adalah majas yang menggunakan perulangan kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Sebagai negara yang besar, negara yang banyak jumlah penduduknya, negara yang kaya akan sumber daya alamnya, seharusnya Indonesia tidak tertinggal dari negara lain.

3) Paralelisme

Paralelisme adalah majas yang menggunakan perulangan, biasanya ada di dalam puisi.

Contoh:
Hidup itu perjuangan,
Hidup itu pengorbanan,
Hidup itu indah,


4) Tautologi

Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan.

Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan tentram.

5) Klimaks

Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat.

Contoh:
a) Semua orang mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun pernah berkunjung kesini.

6) Antiklimaks

Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin menurun.

Contoh :
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang senang memainkan bulutangkis.

7) Retorik

Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.

Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu banggakan ?

Itulah beberapa macam majas penegasan dan contohnya


Macam-macam Majas Pertentangan

Rival Ardiles 1/31/2014 Add Comment

Majas Pertentangan adalah kata-kata kiasan yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksud oleh pembicara atau penulis untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar.

Macam-macam Majas Pertentangan


1) Antitesis

Antitesis adalah majas yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.

Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan perayaan itu.
b) Baik buruknya cuaca tak menjadi halangan kegiatan tersebut.

2) Paradoks

Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh;
a) Aku merasa sendiri di tengah kota yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3) Hiperbola

Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya untuk memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.

Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah langit.
b) Ia berlari secepat kilat.

4) Litotes

Litotes adalah majas yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.

Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Setetes darah anda sangat berarti buat mereka.


 Itulah beberapa macam majas Pertentangan dan contohnya yang bisa anda gunakan untuk membuat karya anda lebih bagus.

Macam-macam Majas Sindiran

Rival Ardiles 1/31/2014 Add Comment

Majas Sindiran ialah kata-kata kiasan yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca

Macam-macam majas sindiran


1) Ironi

Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan untuk menyindir.

Contoh:
a) Pagi sekali kau datang, kita sudah mau pulang..
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2) Sinisme

Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.

Contoh :
a) Perkataanmu tadi tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat kelakuanmu itu.

3) Sarkasme

Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar keledai, hal itu saja kamu tidak tau!


Itulah beberapa macam majas sindiran dan contohnya.

Langkah-langkah Membuat Cerpen

2/09/2016 Add Comment

Cerpen adalah cerita pendek yang biasanya terdiri dari sekitar 3-8 halaman atau sekitar ratusan hingga beberapa ribu kata.

langkah menulis cerpen sebenarnya hampir sama ketika kita menulis novel. Hanya saja perbedaannya jika menulis novel, cerita dibuat panjang dan masing-masing plot cerita biasanya dibagi menjadi beberapa bab.

Sedangkan ketika menulis cerpen cerita dibuat pendek, tidak terlalu banyak plot-plot cerita. Hanya menyuguhkan alur cerita dari mulai awal, konflik, hingga ending atau akhir cerita.

Berikut ini langkah-langkah membuat cerpen:

1. Tentukan tema cerpen

Bola, Tanda Tanya, Pria, Orang, Siluet

Hal pertama yang kita tentukan saat ingin membuat cerpen adalah menentukan tema cerpen. Apakah cerpen yang ingin kita buat menginspirasi pembaca, atau berupa cerpen roman yang menyuguhkan kisah asmara, cerpen yang ceritanya misteri, atau jenis-jenis lainnya.

2. Buat Alur cerita

Teknologi, Kelas, Pendidikan, Belajar

Setelah tema cerpen kita tentukan, kita tentukan alur ceritanya. Alur cerita ada 3 jenis: Alur maju, alur mundur, dan alur maju mundur.

Alur maju berarti cerita yang kita tuliskan dari segi waktunya maju dari awal cerita hingga akhir cerita. Sementara alur mundur biasanya si tokoh mengingat kembali kejadian di masa lalu. Dan alur maju mundur adalah gabungan dari itu. Yaitu jalan ceritanya maju namun ada bagian tokoh mengingat kejadian di masa lampau.

Setelah kita tentukan jenis alurnya, kita buat alur ceritanya. Misalnya di awal tadi kita sudah tentukan tema cerpennya menggunakan tema apa. Lalu kita buat alur ceritanya dari mulai awal, konflik, hingga akhir cerita.

Misalnya kita ingin buat cerita tentang cerita perjuangan sepasang kekasih Romi dan Juleha. Kita bisa buat alurnya seperti ini:

awal    : - Perkenalan Romi dan Juleha 
              - Romi dan Juleha saling jatuh cinta
konflik: - Orang tua mereka tidak menyetujui.
              - Perselisihan Romi dan Juleha
              - Hadirnya orang ketiga
              - Romi dan Juleha berkomitmen untuk berjuang bersama
Ending: - Orang tua mereka akhirnya menyetujui
              - Romi dan Juleha hidup bersama.

Lalu kita bisa kembangkan alur cerita tersebut menjadi paragraf hingga terbentuk cerpen.

3. Penokohan

Orang, Manusia, Kegembiraan

Jangan lupa juga kita harus bisa mendeskripsikan tokoh yang ada di cerita. Itu berlaku untuk gambaran fisik seperti tampan, cantik, rambutnya hitam, diikat, dan lain sebagainya.

Juga berlaku untuk karakter masing-masing tokoh. Apakah masing-masing tokohnya baik hati, penyabar, pantang menyerah, pemarah, dan lain sebagainya.

Terutama untuk tokoh utama dan tokoh-tokoh penting yang ada di dalam cerita. Untuk tokoh figuran tidak perlu terlalu detail mendeskripsikannya.

Dalam mendeskripsikan tokoh, kita bisa masukkan ke dalam cerita. Misalnya pada kalimat seperti ini yang menggambarkan tokoh Juleha:

Wanita cantik dan sederhana dengan rambut hitam dikucir tambang itu hanya melamun. Ia tak tahu apakah cintanya bersama Romi bisa menyatu atau tidak. Tapi ia adalah orang yang amat sabar menghadapi cobaan yang diterimanya.

4. Setting tempat dan waktu


Untuk memberikan gambaran lebih nyata pada pembaca, kita juga harus memasukkan setting tempat pada cerita tersebut. Misalnya di sebuah pedesaan dengan suasana sejuk, atau di perkotaan yang ramai. Pagi hari, sore hari, atau malam hari.

Kita harus bisa mendeskripsikan tempat dan waktu ke dalam cerita. Caranya bisa dibaca di Cara memasukkan setting tempat dan waktu dalam menulis fiksi


5. Perindah gaya bahasa

Artis, Pelukis, Lukisan, Oil Painting

Agar enak dibaca, sebuah karya sastra harus menggunakan gaya bahasa yang menarik. Kita bisa menggunakan majas-majas. Silakan baca Macam-macam majas

Kita bisa juga mendeskripsikan cerita dengan gaya bahasa yang indah. Jika cerpen sudah selesai, terus perindah cerita tersebut sambai bisa dinikmati pembaca.

Itulah langkah-langkah atau cara membuat cerpen. Silakan dicoba

Ini yang Harus diperhatikan Saat Mendeskripsikan Objek ke Sebuah Tulisan

Ini yang Harus diperhatikan Saat Mendeskripsikan Objek ke Sebuah Tulisan

Rival Ardiles 11/07/2013 1 Comment
Melukis dengan tulisan adalah salah satu seni menulis. Dalam sebuah karya sastra kita seringkali disuguhkan tentang bagaimana penulis menggambarkan atau mendeskripsikan objek dengan sebuah tulisan.

Lalu, apa yang harus diperhatikan penulis dalam menggambarkan Objek ke Sebuah tulisan?

Pembaca Harus Paham Apa yang dituliskan Penulis

Penulis harus bisa menggambarkan atau mendeskripsikan objek atau ide sehingga pembaca nantinya mengerti apa maksud yang ia tuliskan. Jika pembaca tidak mengerti, ia tidak akan nyaman membaca karya tersebut. Bahkan mungkin bisa menyebabkan kesalahpahaman maksud yang ditafsirkan pembaca.

Dalam hal ini, penting untuk menuliskan setiap detail objek mengenai info yang dibutuhkan pembaca. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Waktu, misalnya saat malam hari, tentu gambarannya berbeda dengan siang hari.
  • Tempat, tentu setiap tempat punya gambaran yang berbeda,
  • Kondisi, penulis harus bisa menggambarkan dalam tulisannya mengenai kondisi di sekitar latar sebuah tulisan.

Penulis Harus Bisa Melukiskan atau Mendeskripsikan Objek dengan Indah

Pelukis, Artis, Kanvas, Kreatif, Lukisan


Selain harus memberikan gambaran kepada pembaca dengan jelas tentang apa yang ditulis oleh si penulis. Penulis juga harus bisa membuat gambaran tersebut indah dan enak dibaca. Kita bisa menggunakan kata-kata kiasan atau majas-majas ke dalam unsur tulisan yang kita tuliskan saat menggambarkan objek dalam sebuah cerita.

Sehingga pembaca nantinya bisa menikmati bacaan yang ia baca. Ini terutama berlaku jika Anda menulis sebuah cerita dengan latar di suatu tempat dan waktu tertentu.

Penulis Harus Bisa Mengaitkan Objek yang Ia Gambarkan dengan Alur Cerita

Sambungan, Tali, Kait, Lubang, Link

Jika kita menulis fiksi atau pun cerita non fiksi, kita harus bisa mengaitkan gambaran objek dalam tulisan dengan cerita yang kita tulis. Jangan sampai antara objek dan cerita tidak saling berkaitan.

Lihat contoh berikut:

Di pantai yang sepi ini aku duduk sendiri, menatap riuhnya ombak di lautan, ditemani sang mentari yang perlahan  turun dan akhirnya seolah menenggelamkan dirinya di ufuk barat. Seketika, gelap pun menghampiri.

Perhatikan contoh di atas. Unsur-unsur penjelasnya sudah dipenuhi. Yaitu, waktu pada saat senja; Tempat, di tepi pantai; dan kondisi, yaitu saat pantai sedang sepi.


Unsur plot cerita yang berkaitan dengan latar adalah cerita di saat duduk sendiri dan merenung mentap ombak.

Silakan dicoba.

Jika ini bermanfaat, pastinya Anda tidak ragu untuk share. Mari menyebarkan manfaat.