Penggunaan Kata "carut-marut" Sering Tertukar. Ini yang Benar

10/25/2017 Add Comment

Kata carut-marut seringkali salah ditafsirkan. Dan itu sudah menjadi kebiasaan. Contohnya pada kalimat berikut:

“Perselisihan antara PSSI dan Menpora membuat persepakbolaan Indonesia menjadi carut-marut.”

Sebenarnya, arti dari kata carut-marut adalah bermacam-macam perkataan yang keji. Tentu kalimat contoh di atas salah. Yang benar seharusnya bukan menggunakan kata carut-marut, tapi karut-marut. Karut-marut artinya kusut (kacau), tidak keruan.

Jadi seharusnya, contoh kalimat di atas seperti ini:


“Perselisihan antara PSSI dan Menpora membuat persepakbolaan Indonesia menjadi karut-marut.”

Pelajari Panduan Rahasia Edit Naskah di www.editnaskah.com

Penggunaan Kata "kita" dan "kami" Sering Tertukar. Ini yang Benar

10/25/2017 Add Comment

Kita dan kami adalah dua kata yang penempatannya sering tertukar. Misalnya pada contoh dialog berikut ini:

“Nak, kapan rencananya kamu dan teman-teman sekelasmu liburan ke Bali?”
“Rencananya kita semua akan pergi ke Bali minggu depan, Bu.”

Kita pada kalimat di atas seharusnya adalah kami. Jadi yang benar seharusnya seperti ini:

“Nak, kapan rencananya kamu dan teman-teman sekelasmu liburan ke Bali?”
“Rencannya kami semua akan pergi ke Bali minggu depan, Bu.”

Agar lebih mudah dipahami, perbedaan antara kita dan kami yaitu kita berarti semua, termasuk tokoh yang menjadi lawan bicara, ikut dalam maksud pembicaraan tersebut. Sementara kata kami, tokoh yang menjadi lawan bicara tidak ikut dalam maksud pembicaraan.


Jadi pada contoh tersebut, Ibunya yang ditanyakan tentu tidak ikut ke Bali. Hanya tokoh yang ditanyakan dan teman-temannya saja. Maka seharusnya menggunakan kata kami bukan kita.

Penggunaan Kata "di mana" sering Salah. Dan Ini yang Benar

10/25/2017 Add Comment

Kata di mana tanpa disadari sering disalahartikan penempatannya dalam kalimat. 

Contohnya mungkin kita sering melihat kalimat seperti berikut:
-  Upacara pagi hari tadi di mana Pak Sukandar menjadi pembina upacaranya berlangsung lancar.
-      ITB adalah kampus di mana saya belajar

Jika kital lihat contoh tersebut, kata di mana, seringkali ditempatkan di suatu kalimat walaupun tempat yang dibahas di kalimat tersebut tidak perlu dipertanyakan. Seharusnya dua kalimat di atas tidak perlu memakai kata di mana. 

Jadi seharusnya seperti ini:
-   Upacara pagi hari tadi saat Pak Sukandar menjadi pembina upacaranya berlangsung lancar.
-      ITB adalah kampus tempat saya belajar

Kata di mana seharusnya dipakai pada kalimat yang tempatnya masih dipertanyakan atau belum diketahui. Baik berupa pertanyaan ataupun bukan pertanyaan

Berikut contohnya:
-      Sekarang si Andi kuliah di mana?
-      Saya tidak tahu di mana dia kuliah.
-      Kita akan terus bekerja keras, di mana pun kita berada.

Apabila menggunakan bentuk perulangan, yaitu kata di mana-mana,  artinya adalah di banyak tempat yang tempatnya tidak dirinci secara jelas.

Contoh:
-      Di mana-mana selalu ada orang yang tidak baik.

-      Musim hujan begini banyak sekali genangan air di mana-mana.

Itulah penggunaan kata "di mana" salah dan benar. Pelajari teknik-teknik penulisan, ilmu dan teknik edit naskah, di Panduan Rahasia Edit Naskah yang bisa didapatkan di www.editnaskah.com

Penggunaan Kata "Nuansa" yang salah dan benar

10/25/2017 Add Comment

Kata nuansa seringkali diartikan sebagai sinonim dari kata suasana. Contohnya pada kata seperti di bawah ini:

·         Nuansa pagi hari ini amat sejuk.”
·         “Di kuburan itu, nuansa seram terasa ketika malam jumat.”


Padahal bukan itu artinya. Jika kita melihat kamus, kata nuansa artinya variasi atau perbedaan yg sangat halus atau kecil sekali, atau bisa juga berarti kepekaan terhadap, kewaspadaan atas, atau kemampuan menyatakan adanya pergeseran yang kecil sekali.

Penulisan Tanda Garis Miring (/) yang Benar. Pakai Spasi atau Tidak? Ini Jawabannya

10/17/2017 Add Comment

Tentu Anda sudah tahu penggunaan garis miring (/). Biasanya digunakan untuk menggantikan kata "atau" pada kalimat. Bisa juga untuk beberapa fungsi lainnya.

Tapi mungkin sering kita menemukan penulisan yang salah pada penggunaan tanda garis miring (/). Lalu, bagaimana penggunaan garis miring yang salah dan yang benar? Apakah menggunakan spasi pada kata sebelum dan sesudahnya atau tidak. Atau seperti tanda baca lainnya yang menggunakan spasi hanya pada kata setelahnya sedangkan sebelumnya tidak menggunakan spasi?

Nah, biasanya sering juga kita temukan penggunaan tanda garis miring dengan menggunakan spasi baik sebelum maupun setelah kata lainnya. Contohnya pada kalimat berikut ini.

Ia  ingin menjadi anggota DPR / MPR suatu saat nanti.

Itu adalah penggunaan tanda garis miring yang salah. Yang benar untuk penggunaan tanda garis miring (/) adalah tanpa spasi baik dengan kata sebelumnya maupun dengan kata setelahnya. Jadi, contoh kalimat yang benar adalah:

Ia  ingin menjadi anggota DPR/MPR suatu saat nanti.

Itulah cara yang benar untuk menggunakan tanda garis miring (/). Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan share ke media sosial

Penulisan kata “dari” yang benar pakai spasi atau tidak? Ini jawabannya

10/11/2017 Add Comment

Kata "dari" biasanya menunjukkan tempat atau waktu yang diikuti kata keterangan tempat atau kata keterangan waktu.

Lalu bagaimana cara penulisan kata "dari" yang benar? Apakah menggunakan spasi yang dipisah dengan kata setelahnya, atau tanpa spasi, yaitu disatukan dengan kata setelahnya?

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa "dari" biasanya diikuti kata keterangan tempat atau waktu. Artinya kata "dari" berfungsi sebagai kata depan, bukan imbuhan atau awalan. Maka penulisannya dipisah atau menggunakan spasi yang diikuti dengan kata keterangan setelahnya.

Contohnya sebagai berikut:

- "Ayah baru pulang dari Jakarta"
- "Ia sudah menunggu dari pagi"
- "Dari mana saja kamu ini?"  

Tapi, tidak semua penulisan kata "dari" dipisah menggunakan spasi dengan kata setelahnya. Pada gabungan kata yang sudah lazim seperti kata “daripada”, penulisannya disatukan. 

Contohnya pada kalimat berikut ini:

- "Daripada ke Pangandaran, lebih baik kita liburan ke Bali."
- "Aku lebih memilih belajar daripada bermain."
- "Sepertinya hari ini lebih baik daripada kemarin."

Biasanya, kata "daripada" menunjukkan perbandingan atau pilihan.

Itulah penulisan kata dari yang benar, yaitu menggunakan spasi atau dipisah dari kata setelahnya kecuali untuk gabungan kata yang sudah lazim seperti kata "daripada".

Masih banyak ilmu yang harus dipelajari tentang penulisan dan edit naskah. Silakan pelajari Panduan Rahasia Edit Naskah di www.editnaskah.com


Penulisan partikel "pun" yang benar disambung atau dipisah? Ini jawabannya

10/10/2017 Add Comment

Di naskah mungkin Anda sering menemukan kata "pun". "Pun" adalah salah satu partikel dalam kalimat yang biasanya terletak setelah sebuah kata.

Namun yang mungkin Anda menemukan partikel "pun" yang disambung dengan suatu kata atau tanpa spasi, tapi di sisi lain Anda juga menemukan partikel "pun" yang dipisah dari suatu kata atau dengan spasi. Lalu yang mana penulisan "pun" yang benar? Apakah menggunakan spasi atau dipisah atau tanpa menggunakan spasi atau disambung dari suatu kata? 

Berikut ini adalah cara penulisan partikel "pun" yang benar":

1. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Misalnya:
- Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
- Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.
- Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
- Jika Ayah membaca di teras, Adik pun membaca di tempat itu.


2. Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Kata-kata yang dianggap lazim untuk digabungkan dengan partikel "pun" antara lain: Adapun, bagaimanapun, walaupun, maupun, sekalipun, meskipun. 

Berikut contoh kalimatnya:
- Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
- Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikannya.
- Baik laki-laki maupun perempuan ikut berdemonstrasi.
- Sekalipun belum selesai, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
- Walaupun sederhana, rumah itu tampak asri.

Masih banyak sekali ilmu yang perlu dipelajari dan juga dipraktekkan dalam menulis dan mengedit naskah.

Sekarang, ada Panduan yang berisi informasi tentang ilmu edit naskah dari mulai pengetahuan dasar tentang edit naskah, pedoman eyd lengkap, kata baku dan tidak baku, dan yang paling penting ada juga teknik rahasia edit naskah.

Di bagian teknik rahasia edit naskah berisi informasi tentang bagaimana mengedit naskah dengan lebih cepat dan tepat.

Tentang panduan tersebut bisa dipelajari di www.editnaskah.com

Penulisan Tanda baca menggunakan spasi atau tidak? Ini jawabannya

10/09/2017 Add Comment

Biasanya banyak penulisan tanda baca yang salah ditemukan di naskah penulis. Yaitu setelah dan sebelum tanda baca menggunakan spasi. Seperti pada contoh berikut ini:

Mau ke mana ? Saya minta kamu jangan pergi !

Lalu, bagaimana penulisan tanda baca yang benar? Apakah penulisannya menggunakan spasi atau tidak?

Penulisan tanda baca yang benar tidak dipisahkan (tanpa spasi) dari kata di belakangnya. Baik itu tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda titik (.), tanda koma (,), dan lain sebagainya.

Sementara setelah tanda baca, dipisahkan (dengan spasi) dari kata di depannya. Jadi untuk contoh di atas yang benar seharusnya begini:

Mau ke mana? Saya minta kamu jangan pergi!

Itulah cara penulisan tanda baca yang benar, yaitu tanpa menggunakan spasi dari kata sebelumnya dan menggunakan spasi setelah kata di depannya.

Untuk lebih jelasnya tentang cara penulisan tanda baca dan juga berbagai ilmu dan teknik-teknik penulisan dan edit naskah, silakan baca Panduan Rahasia Edit Naskah yang bisa didapatkan di www.editnaskah.com

Semoga bermanfaat. Silakan share untuk menyebarkan manfaat ini.