2 Jenis Sudut Pandang yang Biasa dipakai dalam Menulis Fiksi

2/05/2016

Dalam menulis fiksi, sebelum kita menulis, kita harus tentukan dulu sudut pandang dari posisi kita sebagai penulis terhadap cerita yang ingin kita buat.

Karena nantinya akan sangat mempengaruhi penulisan dari awal naskah hingga akhir.

Ada dua jenis sudut pandang yang biasa digunakan. Di antaranya sebagai berikut:

1. Sudut Pandang Orang Pertama

Orang, Hutan, Outdoor, Berdiri, Kembali

Jika penulis memilih sudut pandang orang pertama, penulis menuliskan cerita seolah-olah menjadi tokoh utama. 

Penulis harus bisa seolah-olah berakting dalam pikirannya untuk merasakan apa yang dialami tokoh utama, apa yang dilihat tokoh utama, apa yang dibicarakan tokoh utama, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan tokoh utama yang ia buat.

Di naskah fiksi yang memilih sudut pandang orang pertama ditandai dengan kata aku, saya, dan lain sebagainya, sebagai sebutan untuk tokoh utama. 

Kelebihan menggunakan sudut pandang orang pertama adalah bisa membawa pembaca seolah merasakan lebih dalam apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dan dibicarakan tokoh utama dalam cerita.

2. Sudut Pandang Orang Ketiga

Jembatan, Matahari Terbenam, Orang Orang


Jika memilih sudut pandang orang ketiga, penulis menuliskan cerita sebagai orang yang berada di luar cerita. 


Dalam hal ini, penulis seolah seperti sutradara. Ia adalah orang yang serba tau dengan setiap alur dan tokoh dalam cerita tersebut.


Dalam cerita ditandai dengan kata dia, beliau, dan sebagainya, atau nama tokohnya, sebagai sebutan untuk tokoh utama.


Kelebihan memilih sudut pandang orang ketiga adalah penulis bebas menuliskan ceritanya dari berbagai alur, peristiwa, dan semua yang dialami masing-masing tokoh.


Mungkin ada juga yang bertanya, lalu apa ada sudut pandang orang kedua?

Wajah, Siluet, Komunikasi, Konsultasi
Dalam cerita, yang disebut orang pertama adalah tokoh utamanya, orang ketiga adalah orang di luar cerita yang serba tau tentang isi cerita.

Sementara orang kedua adalah tokoh lain dalam cerita yang berdialog atau berkepentingan dengan tokoh utama.

Tentu sudut pandang orang kedua jarang atau tidak pernah digunakan. Karena jika penulis menggambarkan dalam tulisannya seolah-olah sebagai tokoh, maka tokoh itu tentu adalah tokoh utama.


Lalu, kapan penulis mengguankan sudut pandang orang pertama dan kapan menggunakan sudut pandang orang ketiga?


Jawabannya tentu terserah penulis masing-masing. Lebih nyaman menggunakan sudut pandang orang pertama, atau lebih nyaman menggunakan sudut pandang orang ketiga.

Tapi, biasanya penulis yang menuliskan cerita berdasarkan pengalaman hidupnya seperti halnya karya Andrea Hirata, A.Fuadi, dan beberapa penulis lainnya tentu menggunakan sudut pandang orang pertama.

Sementara jika karya yang dibuat penulis adalah murni berupa karangan, kebanyakan menggunakan sudut pandang orang ketiga. Walaupun ada juga yang menggunakan sudut pandang orang pertama.

Mari menyebarkan info, ilmu dan inspirasi

Masukkan email untuk dapat Artikel Terbaru, GRATIS!

Related Posts

loading...
Previous
Next Post »
Comments
0 Comments