Penerbit buku saat ini ada 2 jenis. Penerbit Mayor dan penerbit indie. Penerbit mayor merupakan penerbit yang mencetak buku terbitannya secara masal dan biasanya buku terbitannya dijual di toko buku seluruh Indonesia. Contoh penerbit mayor seperti, Gramedia, Gagas Media, dll. Sedangkan Penerbit indie merupakan penerbit yang mencetak bukunya hanya jika ada yang memesan (print on demand) dan biasanya penjualannya secara online.
penerbit Mayor dan indie memiliki perbedaan serta kelebihan dan kekuranganya masing-masing.
Perbedaan Penerbit Mayor dan Indie serta Kelebihan dan kekurangannya
> Jumlah Cetakan
Penerbit mayor mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar, sedangkan penerbit indie hanya mencetak bukunya apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang biasanya disebut POD ( Print on Demand).
Dalam hal ini, kelebihannya bagi penerbit mayor keuntungan bisa jauh lebih besar. Hanya saja membutuhkan modal yang cukup besar pula.
Sedangkan penerbit indie mencetak bukunya apabila ada yang memesan sehingga hampir tidak memerlukan modal dalam pencetakan dan juga risiko kerugian minim. Namun keuntungan juga lebih sedikit.
> Penjualan Buku
Buku terbitan penerbit mayor tersebar di toko-toko buku sedangkan buku terbitan penertbit indie biasanya hanya dijual lewat media online. Baik melalui web atau akun sosial media milik penerbit indie yang bersangkutan.
Tapi ada juga penerbit indie yang penjualannya juga bekerja sama dengan beberapa toko buku digital untuk memasarkan bukunya. Seperti yang dilakukan Rasibook.
Selain melalui webnya di www.rasibook.com dan beberapa sosial media, Untuk penjualan, Rasibook juga bekerja sama dengan toko buku digital seperti scoop, wayang, dan lain sebagainya.
> Pemilihan naskah yang diterbitkan
Penerbit mayor tidak sembarangan menerima naskah sehingga banyak penulis yang naskahnya ditolak. Sedangkan penerbit indie tidak menolak naskah.
Dalam hal ini, penerbit indie merupakan alternatif bagi para penulis yang ingin menerbitkan karyanya menjadi sebuah buku.
Banyak penulis yang naskahnya ditolak penerbit kemudian beralih ke penerbit indie untuk menambah pengalaman. Tapi tidak mustahil juga bagi penulis yang naskahanya sudah ditolak, begitu diterbitkan secara indie bisa juga lebih berhasil.
Pada penerbit mayor, tanggung jawab kualitas naskah dipegang oleh penerbit. Sementara pada penerbit indie diserahkan pada masing-masing penulis.
Hanya saja, di penerbit indie pun tentu ada layanan yang bisa dimanfaatkan penulis seperti editing naskah, layouting, dan lain sebagainya.
Sehingga apabila penulis tidak mahir mengedit naskah, tidak bisa melayout naskah, bisa dikerjakan penerbit.
> Waktu Penerbitan
Sebuah naskah biasanya diterima atau tidaknya di penerbit mayor dalam tempo 1-3 bulan. Jika pun naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemudian ada proses lagi sebelum terbit dan dijual.
Dalam hal ini, penerbit indie menjadi alternatif bagi para penulis yang ingin menerbitkan naskahnya menjadi buku dalam waktu yang lebih cepat. Biasanya dalam waktu satu bulan sejak naskah dikirimkan, sudah bisa terbit,
Itulah perbedaan penerbit indie dan penerbit mayor. Dengan keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Silakan pertimbangkan untuk menerbitkan naskah Anda.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Comments