Masjid atau Mesjid? Ini penulisan kata yang benar dan baku

9/20/2021 Add Comment


Mungkin Anda sering menemukan dua perbedaan kata untuk kata masjid atau mesjid. 

Mungkin Anda bertanya, yang manakah penulisan yang benar dan baku, apakah masjid atau mesjid? 

Penulisan yang benar dan baku adalah "masjid", bukan "mesjid". 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masjid artinya adalah: rumah atau bangunan tempat bersembahyang orang Islam

Berikut contoh kalimatnya:
Kami mendengarkan ceramah ustaz Abdul di Masjid.
Kami pergi ke Masjid untuk salat jumat.

Itulah cara penulisan kata "masjid" yang benar dan baku. Serta arti dari kata "masjid" dan beserta contoh penggunaannya dalam kalimat.

Pelajari aturan penulisan lainnya serta ilmu dan teknik-teknik rahasia edit naskah di www.editnaskah.com

6 Keuntungan Menerbitkan Buku Secara Self Publishing

9/10/2021 Add Comment


Menjadi penulis buku dengan menerbitkan buku adalah impian banyak orang, mungkin termasuk Anda. Untuk menerbitkan buku ada 2 pilihan cara yang ditempuh, yaitu melalui penerbit mayor, atau juga diterbitkan melalui penerbit indie, atau self publishing.

Bagi Anda yang mau menerbitkan buku, perlu diketahui apa kelebihan menerbitkan buku secara mayor dan juga apa kelebihan menerbitkan buku secara indie atau self publishing. Supaya Anda bisa menentukan pilihan melalui jalur yang manakah buku Anda akan diterbitkan.

Menerbitkan buku secara mayor, artinya penulis jika telah menyelesaikan naskahnya, akan mengirimkan naskahnya ke penerbit mayor. Yang apabila naskahnya lolos seleksi dan diterbitkan, nantinya pihak penerbit mayor akan memproses naskah tersebut mulai dari editing, layout, cover, pengurusan isbn, hingga buku tersebut diterbitkan, dicetak dan didistribusikan. Adapun biayanya akan ditanggung oleh penerbit mayor.

Sedangkan menerbitkan buku secara indie atau self publishing, proses-proses seperti editing, layout, cover, pengurusan isbn, hingga buku tersebut diterbitkan, dicetak dan didistribusikan, dilakukan oleh penulis sendiri atau melalui penerbit indie dengan biaya ditanggung oleh penulis.

Tapi menerbitkan buku secara mayor juga ada kelemahannya, sedangkan menerbitkan buku secara indie atau self publishing ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan, yaitu diantaranya:

1. Naskah pasti terbit

Kelebihan yang pertama jika kita menerbitkan buku secara indie, atau self publishing adalah naskah kita pasti terbit, selama naskah tersebut tidak mengandung hal-hal yang dilarang secara hukum.

Sementara jika kita memilih menerbitkan buku secara mayor tentu harus melalui proses seleksi yang ketat. Di penerbit mayor ada banyak sekali naskah yang masuk dan semuanya harus diseleksi dulu, hanya ada sedikit naskah yang lolos hingga akhirnya bisa diterbitkan.

Hal itu wajar, karena penerbit mayor harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menerbikan dan mendistribusikan buku tersebut. Sehingga perlu diseleksi terlebih dahulu agar naskah yang diterbitkan sesuai dengan standar penerbit tersebut serta bisa laris di pasaran.


2. Proses lebih cepat

Menerbitkan buku di penerbit mayor membutuhkan proses yang lama. Naskah yang sudah dikirim ke penerbit  mayor biasanya perlu diseleksi dulu dan memakan waktu beberapa bulan sebelum naskah tersebut diterima. Belum lagi proses-proses lainnya setelah naskah tersebut diterima.

Jadi, jika kita mengirim naskah ke penerbit mayor, kita harus menunggu dulu sebulan atau beberapa bulan hanya untuk menunggu kepastian apakah naskah kita diterima atau tidak. 

Jika tidak diterima dan kita memilih mengirimkan naskah ke penerbit  mayor lainnya, kita harus menunggu lagi sebulan atau beberapa bulan untuk kepastian tersebut, begitu seterusnya.

Jika pun diterima, kita pun harus menunggu lama lagi untuk proses naskah tersebut hingga diterbitkan.

Sedangkan jika kita memilih menerbitkan buku di penerbit indie atau secara self publishing kita tidak perlu lagi menunggu lama untuk kepastian naskah kita diterima atau tidak. 

Selain itu proses naskah hingga terbit pun biasanya lebih cepat.


3. Naskah sesuai keinginan penulis

Naskah yang diterima di penerbit mayor akan diedit oleh editor. Seringkali ada bagian-bagian naskah yang harus diubah atau bahkan bab-bab yang dihilangkan untuk disesuaikan dengan keinginan penerbit.

Sementara jika memilih menerbitkan buku di penerbit indie atau self publishing, naskah bisa sesuai keinginan penulis. Penerbit indie tidak akan mengubah naskah tersebut, biasanya hanya editing untuk memperbaiki kesalahan ketik, tanda baca, dll.

Tapi jangan lupa untuk menulis naskah yang memiliki nilai jual, agar buku bisa berpotensi dibeli pembaca. Panduan menulis buku bernilai jual bisa dibaca di http://bitly.com/jmbbj.

Agar buku cepat selesai, ikuti juga panduan menulis 1 buku dalam 5 hari di 1buku5hari.rasibook.com


4. Biaya lebih rendah bahkan bisa gratis

Biaya yang dibutuhkan untuk menerbitkan buku secara mayor tidaklah sedikit. Terutama di bagian cetak buku yang biasanya dicetak ribuan eksemplar untuk disebarkan di toko buku. Walaupun biaya tersebut biasanya ditanggung penerbit.

Nah, di penerbit indie atau self publishing biayanya bisa jauh lebih rendah atau bahkan gratis. Karena biasanya buku hanya dicetak apabila ada pesanan, atau hanya dicetak sedikit terlebih dahulu.

Di penerbit indie, walaupun biaya proses edit naskah, layout buku, dan desain cover ditanggung oleh penulis, biasanya biayanya murah atau bisa gratis jika penulis ingin memprosesnya sendiri.

Terutama jika menerbitkan buku di Rasibook yang memberikan kebebasan pada penulis untuk memilih layanan sesuai kebutuhan naskah.

Tidak usah khawatir tidak bisa, karena proses tersebut bisa dipelajari dengan mudah. Misalkan untuk edit naskah bisa dipelajari di Panduan Rahasia Edit Naskah di www.editnaskah.com

Lalu proses layout buku bisa dilakkukan dengan mudah dan cepat dengan menggunakan 202 pilihan template layout buku super layouter di www.layoutbuku.com. Disertai juga dengan panduannya.

Kemudian untuk desain cover bisa dibuat dengan menggunakan template dan panduan di www.powercover.rasibook.com


5. Minim risiko

Buku yang diterbitkan di penerbit mayor biasanya dicetak ribuan eksemplar dan didistribusikan ke toko-toko buku di seluruh Indonesia. 

Tentu biaya yang dibutuhkan tidak sedikit, sementara buku tersebut belum tentu laku di pasaran. Jika buku tidak laku, toko buku akan meretur atau mengembalikan buku tersebut. Tentunya penerbit akan mengalami kerugian yang besar.

Sementara menerbitkan buku secara indie atau self publishing sangat minim risiko. Karena buku hanya dicetak sesuai pesanan, atau dicetak sedikit dahulu. Sehingga risiko kerugian sangat kecil.


6. Keuntungan lebih besar

Sebagai penulis yang menerbitkan buku secara mayor, royalti yang didapat biasanya hanya 10℅ atau bahkan kurang. 

Tentunya itu cukup kecil. Penulis hanya bisa dapat royalti besar jika bukunya sangat laris di pasaran.

Sementara jika menerbitkan buku secara indie atau self publishing, biasanya persentase royaltinya lebih besar. 

Apalagi penulis bisa dapat keuntungan yang lebih besar lagi jika bisa memasarkan bukunya sendiri.

Tentunnya jika buku tersebut laris terjual.


Itulah 6 keuntungan menerbitkan buku secara indie atau self publishing. Semoga bisa menjadi solusi bagi Anda yang hendak menerbitkan buku.