Gaya Selingkung dalam Penulisan adalah

9/27/2016


Gaya selingkung adalah gaya bahasa atau pedoman yang berlaku pada sebuah media.

Dalam menulis atau mengedit suatu naskah, penulis juga harus bisa menyesuaikan dengan gaya penulisan yang diterapkan di penerbit yang bersangkutan.

Setiap penerbit atau media punya gaya selingkung yang berbeda-beda. Ada yang mematuhi EYD dan Kaidah Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar, ada juga yang tidak. Penerbit mempertimbangkan dari segi kenyamanan pembaca, kategori pembaca, dan lain sebagainya.

Contohnya pada kata “napas”. Kata “napas” adalah kata yang baku menurut KBBI. Tetapi banyak juga penerbit yang memilih menggunakan kata “nafas”. Begitu pun dengan kata-kata “shalat”, ada yang menuliskannya “solat”, “sholat”, dan lain sebagainya. Begitu pun dengan kata-kata lainnya yang seringkali terjadi perbedaan di kalangan masyarakat. Di mana setiap penerbit atau media punya gaya penulisan yang berbeda.

Gaya selingkung bukan hanya pada pilihan kata semata, tetapi juga gaya bahasa pada susunan kata dan kalimat.

Walaupun kadang, gaya selingkung pada suatu penerbit membuat ada bagian EYD atau kaidah Bahasa Indonesia yang tidak terpenuhi, tetap ada yang harus ada yang diperhatikan.

Gaya selingkung yang berbeda dengan EYD/KBBI, biasanya mempertimbangkan dari segi pengucapan atau kata yang sudah menjadi kebiasaan. Misalnya pada kata napas dan nafas; pembalap dan pebalap; antri dan antre, dan lain sebagainya.

Selain dari kata yang telah menjadi kebiasaan di masyarakat, penerbit tetap mematuhi aturan yang ditetapkan di pedoman EYD/KBBI. 

Pelajari selengkapnya Panduan Rahasia Edit Naskah yang bisa didapatkan di www.editnaskah.com

Atau langsung klik


Mari menyebarkan info, ilmu dan inspirasi

Masukkan email untuk dapat Artikel Terbaru, GRATIS!

Related Posts

loading...
Previous
Next Post »
Comments
0 Comments