Tampilkan postingan dengan label motivasi menulis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi menulis. Tampilkan semua postingan

HIDUPNYA BERUBAH, SETELAH MENULIS SELAMA 35 TAHUN DI TEPI JALAN

11/18/2015 Add Comment


Selama hampir 35 tahun lelaki ini menghabiskan masanya hidup di tepi jalan dengan menulis hingga menghasilkan buku yang berjudul ‘The Conditioned’. Sebuah buku puisi mengenai hari-hari yang dilalui sepanjang hidup sebagai gelandangan.

Raimundo, gelandangan yang menghabiskan 35 tahun untuk menulis puisi dan cerita di tepi jalan tanpa ada yang mengetahui apa yang ditulisnya.

Raimundo duduk di tempat yang sama, menulis setiap hari. Bagi orang yang melihatnya, Raimundo hanyalah seorang lelaki yang kotor, busuk dan tak berguna untuk dipandang, apalagi ditegur. 


Tapi ia tetap terus menulis dan memimpikan suatu saat tulisannya akan diterbitkan menjadi sebuah buku.

Pada tahun 2011, seorang wanita bernama Shalla Monteiro menjadi satu-satunya kawan. Shalla berhenti setiap hari untuk berbincang dengan Raimundo hingga pada suatu hari lelaki tua itu memberi Shalla puisinya untuk dibaca.

Shalla terinspirasi dengan puisi dan cerita Raimundo. Dia kemudian membuat satu akun Facebook untuk memposting tulisan Raimundo. Sejak dari itu, banyak orang yang menyapanya, memberi hadiah dan sebagainya.

Namun, ada yang lebih bermakna dari itu. Akun Facebook itu mempertemukan Raimundo dengan adik lelakinya yang telah mencarinya berpuluh tahun lalu. 


Untuk pertama kalinya, Raimundo membersihkan diri, pakai pakaian yang bagus, mempunyai tempat tinggal dan yang paling penting dikelilingi keluarga yang menyayanginya.

Shalla masih menjadi kawan baiknya hingga kini. Sebuah penerbit pun tertarik untuk menerbitkan hasil puisi dan cerita yang ditulis Raimundo.

sumber: era.fm


Cerita ini memberi kita inspirasi bahwa seorang yang menulis dengan penuh kesabaran selama 35 tahun, ternyata mampu mengubah hidupnya.

Jalan untuk Jadi Penulis Sukses

5/28/2015 Add Comment


Mungkin ada di antara Anda yang telah menulis selama bertahun-tahun, tapi naskah Anda selalu ditolak penerbit. 

Jangan buru-buru membuang naskah Anda, karena penulis sukses pun awalnya mengalami penolakan. J.K Rowling pun awalnya naskahnya ditolak 12 kali, begitu pun penulis lainnya.

Naskah ditolak, Anda setidaknya punya 2 pilihan: mau terus berjuang, atau berhenti. Jika terus berjuang, akan ada 2 pilihan lagi: mau terus mengirimkan ke penerbit mayor, atau diterbitkan secara self publishing

Ternyata faktanya banyak juga penulis yang sukses melalui jalur self publishing. Sebut saja Amanda Hocking yang mampu menjual bukunya jutaan copy melalui internet, begitu juga dengan J.R Rain yang mampu menjual novelnya lebih dari 400 juta copy, dan banyak lagi. 

Mereka mampu menjual karyanya tanpa melalui toko buku konvensional.

Di sisi lain, banyak juga penulis Indonesia yang awalnya menerbitkan buku secara indie/self publishing, lalu kemudian karena karyanya potensial, akhirnya diterbitkan oleh penerbit besar dan laris.

Jadi, sebenarnya ada banyak jalan untuk menjadi penulis sukses. Yang terpenting adalah teruslah melangkah dan jangan berhenti.
TAK ADA YANG INSTAN

TAK ADA YANG INSTAN

Rival Ardiles 1/07/2015 Add Comment
Ketika kamu punya ide untuk menulis, dan mulai menulis, apakah langsung bisa menjadi buku? 

#TakAdaYangInstan
Kamu harus menyelesaikan naskah kamu.

Ketika naskah kamu telah selesai, apakah perjuangan selesai? #TakAdaYangInstan
Kamu perlu membaca ulang dan memperbaiki naskah kamu sampai enak dibaca oleh pembaca nantinya.

Setelah memperbaiki naskah, apakah naskah langsung jadi buku


#TakAdaYangInstan
Kamu harus kirimkan naskah kamu ke penerbit.

Lalu, apakah penerbit mayor langsung menerima naskah kamu? 


#TakAdaYangInstan

Kamu harus menunggu beberapa bulan untuk kepastian dari satu penerbit saja. Jika ditolak berkali-kali tentu bisa bertahun-tahun.
J.K Rowling saja naskahnya pernah ditolak 12 kali.

Jika buku diterbitkan secara indie, atau katakanlah naskah kamu akhirnya diterima penerbit mayor, apakah bukunya langsung laris jadi best seller dan bisa dijadikan sumber penghasilan


#TakAdaYangInstan

Kamu juga perlu promosi dan bantu penjualan.
Raditya Dika pun awalnya bukunya tidak terlalu laku. Tapi ia terus promosi, terutama melalui social media.


Dan hanya segelintir orang yang bisa menjadikan penulis sebagai profesi utama diantara banyaknya orang yang menerbitkan buku.

Lalu, katakanlah kamu masuk diantara segelintir orang tersebut. Setelah buku kamu best seller apakah sudah cukup? 


#TakAdaYangInstan

Teruslah menghasilkan karya, kalau kamu ingin tetap jadi penulis

Jadi Penulis butuh proses panjang. Pilihannya cuma dua: Mau terus berusaha jadi penulis, atau berhenti saja dari sekarang

Nyawa Dalam Karya

Rival Ardiles 12/16/2014 Add Comment

Sebuah karya akan terasa bernyawa jika dikerjakan degan hati. Bukan dengan tujuan tertentu seperti uang dan popularitas. Uang dan popularitas hanyalah efek samping dari ketulusan mengerjakan sebuah karya.

Kalau yang menjadi tujuan adalah uang dan popularitas, mungkin seorang seniman akan berhenti berkarya ketika hal itu tak kunjung didapat.

Atau sebaliknya, setelah uang dan popularitas didapat, ia pun akan berhenti berkarya karena tujuannya telah tercapai.

Tapi berbeda dengan seniman yang mengerjakan karyanya dari hati. Ia akan terus berkarya karena mengikuti kata hatinya, walaupun dua hal di atas belum didapatkan, atau telah didapatkan.

Tapi uang dan popularitas akan mendekat pada siapa yang tulus dalam berkarya. Kalau pun belum, artinya mereka masih menguji ketulusanmu, kesetiaanmu, untuk terus berkarya.

Jadi, Teruslah berkarya

"Do what you love or love what you do"

Kerjakan apa yang Anda cintai atau cintai apa yang Anda kerjakan

DITOLAK PENERBIT 60 KALI SEBELUM NOVELNYA BEST SELLER

Rival Ardiles 7/16/2014 Add Comment


Kalau kamu baru beberapa kali ditolak penerbit lalu berhenti menulis, belajarlah dari penulis yang satu ini. Penulis yang naskahnya sempat ditolak 60 kali sebelum diterbitkan dan menjadi best seller.

Kathryn Stockett mulai menulis novel yang berjudul The Help pada tahun 2001. lalu Novel tersebut selesai tahun 2006. 

Ia kemudian menawarkan naskahnya ke sejumlah penerbit melalui agen. Ternyata tawaran pertama ditolak. 

Ia mencoba merevisi dan beberapa bulan kemudian menawarkannya lagi pada beberapa agen lain. Hasilnya, masih ditolak. “Setidaknya ada 15 yang menolak,” katanya.


Ia mencoba bertanya pada teman-temannya, kira-kira apa yang membuat novelnya yang bercerita tentang pembantu kulit hitam di keluarga kulit putih tahun 1960-an ini tidak menarik. 

Banyak dari teman-temannhya yang menghibur dan kemudian memintanya menulis novel lain. Padahal, menurut Stockett, ia tak akan membuat novel berikutnya kalau The Help belum diterbitkan.

Setelah itu ia mencoba menawarkannya lagi pada sejumlah agen. Namun masih saja ditolak. Itu berarti ia sudah mendapat 40 kali penolakan. 

Tapi ia tetap bertahan, ia terus bejuang. Ia terus memperbaikinya. Kalau perlu mencari agen atau penerbit baru yang mungkin bersedia menerbitkannya. 

Teman-temannya sudah memberinya nasihat agar tak perlu bergantung pada novel itu. Tapi  Stockett tetap yakin, The Help novel yang bagus dan layak diterbitkan.

Ia kemudian memperbaikinya di sana-sini. Begitu sibuknya dengan draft buku itu, sampai-sampai menjelang kelahiran anak pertamanya ia masih memegang draft. 

Ketika didorong menuju tempat persalinan, seorang perawat memintanya untuk tidak terus menerus membaca. Dan dengan menyesal akhirnya draft itu ia serahkan ke sang suami.

Lima hari setelah kelahiran anaknya, Stockett menginap di hotel dan langsung mengetik untuk memperbaiki The Help. 

Setelah itu ia menawarkan novel itu ke sejumlah agen. “Akhirnya saya mendapat penolakan yang ke-60,” katanya.

Namun tawarannya yang ke-61 mendapat respon baik. Agen yang bernama Susan Ramer, bersedia menawarkan The Help ke penerbit Amy Einhorn Books. 

Lalu pada tahun 2009, akhirnya novel itu terbit dan menjadi novel best-seller di Amerika. 

Novel itu terbit setelah melalui proses lima tahun menulis, tiga setengah tahun mengalami 60 penolakan. 

Jika Kathryn Stockett butuh 60 kali penolakan agar naskahnya diterbitkan dan menjadi best seller. Tentu kita tak punya alasan untuk berhenti berkarya sampai karya itu diterbitkan.

Tapi saat ini Karya kita juga bisa diterbitkan secara indie sebagai pengalaman untuk menerbitkan buku. 

Terbitkan karyamu di Rasibook. Kami bekerja sama dengan beberapa toko buku digital seperti Scoop, Mahoni, dan Wayang Force, untuk memasarkan karya Anda.


Jadi, berapa kali Anda ditolak penerbit?
Yang pasti jangan pernah menyerah, teruslah berkarya.