Tampilkan postingan dengan label lomba menulis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lomba menulis. Tampilkan semua postingan

Penulisan yang Benar dan Baku Kata "kepada" atau "ke pada"?

8/12/2018 Add Comment

Sobat Literasi, Mungkin kamu sering menemukan kata "kepada", tapi di sisi lain mungkin juga kamu sering menemukan kata tersebut penulisannya dipisah, yaitu "ke pada". Sebenarnya yang mana penulisan yang benar dan baku? Dipisah apa disambung, menggunakan spasi atau tidak? Ini Jawabannya:

Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai..

Maka penulisan yang benar dan baku adalah disambung, atau tanpa menggunakan spasi. Jadi yang benar adalah "kepada", bukan "ke pada".

Berikut contoh kalimatnya:
- Nanti sore ia akan memberikan hadiah itu kepada sahabatnya.
- Bapak itu bertanya kepada polisi tentang arah jalan.
- Ia sangat marah kepada orang yang telah menyakitinya.

Itulah cara penulisan kata "kepada", beserta contoh kalimatnya.

Pelajari cara penulisan lainnya serta teknik edit naskah di Panduan Rahasia Edit Naskah yang bisa didapatkan di www.editnaskah.com
Taoge, tauge, atau toge? Ini penulisan yang benar dan baku

Taoge, tauge, atau toge? Ini penulisan yang benar dan baku

3/18/2018 Add Comment

Mungkin Anda sering menemukan kata taoge, tauge, atau toge. 

Mungkin Anda bertanya, yang manakah penulisan yang benar dan baku, apakah taoge, tauge, atau toge? 

Penulisan yang benar dan baku adalah "taoge", bukan tauge, atau toge. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), taoge artinya adalah: kecambah dari kacang-kacangan spt kacang hijau, kacang kedelai;

Berikut contoh kalimatnya:
Ibu ke pasar membeli taoge.

Itulah cara penulisan kata "taoge" yang benar dan baku. Serta arti dari kata "taoge" beserta contoh penggunaannya dalam kalimat.

Pelajari aturan penulisan lainnya serta ilmu dan teknik-teknik rahasia edit naskah di www.editnaskah.com

Kalimat Tidak Efektif dengan Kata yang Maknanya Sama

2/01/2018 Add Comment

Contoh kalimat yang tidak efektif adalah sebagai berikut:
·  Ketika saat pulang sekolah, aku melihat burung berterbangan.”
·  “Aku akan menyiapkan makanan, seandainya jika ia datang ke sini.”
·  “Menurutnya, banyak teman-temannya yang masuk sekolah favorit.”

Nah, perhatikan kata “ketika saat” di contoh pertama dan juga kata kata “seandainya jika” di kalimat kedua. Dua kata itu maknanya sama, jadi sebaiknya kita hapus salah satunya.

Sedangkan di contoh ketiga, kata “teman-temannya” sudah menunjukkan bahwa jumlahnya banyak. Jadi tidak perlu lagi kata banyak. Atau bisa juga tetap ada kata banyak tetapi kata “teman” tidak usah memakai pengulangan kata.

Dari contoh di atas, jika diperbaiki menjadi kalimat efektif, maka hasilnya seperti ini:
·  “Saat pulang sekolah, aku melihat burung berterbangan.”
·  “Aku akan menyiapkan makanan, jika ia datang ke sini.”

·  “Menurutnya, banyak temannya yang masuk sekolah favorit.” 

Pelajari aturan penulisan lainnya serta ilmu dan teknik-teknik rahasia edit naskah di www.editnaskah.com

Penggunaan Kata "Nuansa" yang salah dan benar

10/25/2017 Add Comment

Kata nuansa seringkali diartikan sebagai sinonim dari kata suasana. Contohnya pada kata seperti di bawah ini:

·         Nuansa pagi hari ini amat sejuk.”
·         “Di kuburan itu, nuansa seram terasa ketika malam jumat.”


Padahal bukan itu artinya. Jika kita melihat kamus, kata nuansa artinya variasi atau perbedaan yg sangat halus atau kecil sekali, atau bisa juga berarti kepekaan terhadap, kewaspadaan atas, atau kemampuan menyatakan adanya pergeseran yang kecil sekali.

Dalam Menulis, Tentukan Target Market Pembaca

5/14/2017 Add Comment

Sebelum Anda menulis, ada baiknya jika memikirkan terlebih dahulu target market seperti apa yang ingin Anda tuju. Misalkan Anda ingin buku Anda dibaca oleh remaja wanita, atau oleh anak-anak, atau oleh orang yang memiliki hobi atau profesi tertentu, dan lain sebagainya. 

Dengan menentukan target market juga berpengaruh dalam penentuan judul buku, subjudul, hingga isi buku tersebut dan cara penulisannya.

Dalam menentukan target market pembaca, sebaiknya ditentukan secara spesifik dan jelas, jangan terlalu umum atau membuat calon pembaca bingung. Karena jika target marketnya spesifik akan meningkatkan keinginan orang-orang dengan target market tertentu untuk membeli buku tersebut.

Tapi jika target marketnya tidak jelas, misalkan Anda menulis buku dengan judul “Panduan Belajar Bahasa”, maka siapa yang mau membeli buku tersebut? Mereka akan bingung apakah buku itu membahas tentang panduan belajar bahasa asing? Kalau bahasa asing apakah bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Mandarin, atau apa? Atau mungkin buku itu membahas panduan  bahasa pemrograman?

Maka buatlah target market yang spesifik. Misalkan jika Anda mahir bahasa Mandarin, Anda bisa membuat buku Panduan Belajar Bahasa Mandarin.

Walaupun dalam menentukan target market pembaca harus spesifik, tapi tentukan target market pembaca yang kira-kira jumlah pembacanya banyak. Jangan menentukan target market pembaca yang jumlah pembacanya kemungkinan sangat sedikit atau tidak ada. Misalnya jika Anda ingin menulis buku Pandauan Belajar Bahasa suku pedalaman Aborigin. Tentu kemungkinan ada yang ingin membaca dan membeli buku tersebut sangat sedikit.

Jadi, prinsip dalam menentukan target market pembaca, yaitu tentukan target market pembaca yang spesifik namun memiliki jumlah pembaca yang banyak.

Lalu apa saja data-data pembaca yang bisa dirumuskan dalam menentukan calon pembaca atau target market pembaca?

Lalu selain menentukan target market pembaca apalagi yang harus dilakukan untuk membuat buku memiliki nilai jual?

Pelajari selengkapnya di > > Jurus Menulis Buku Bernilai Jual