Pengertian Endorsment dan Endorser Buku Adalah...

1/20/2019 Add Comment

Endorsment adalah komentar orang-orang kompeten yang biasanya dicantumkan di cover buku, baik itu di cover depan maupun lebih banyak lagi di cover belakang.

Para penulis buku, biasanya mencari endorser atau orang yang memberikan endorsment untuk meyakinkan calon pembaca agar terarik untuk membeli buku yang ditulisnya.

Dan biasanya ini cukup efektif. Orang tentu akan lebih percaya pada kualitas buku kita jika orang-orang yang sudah kompeten dan dikenal juga memberikan komentar positif bagi buku kita.

Endorser adalah orang yang memberikan Endorsment. Endorser yang dicari biasanya dari kalangan profesional, publik figur, atau pun artis, dan orang yang sudah kompeten di bidang-bidang tertentu. Dan yang terpenting, endorser yang dicari lebih baik yang bidangnya sesuai dengan buku yang kita tulis.

Misalkan kita menulis buku tentang masakan, tentu endorser yang dicari adalah orang yang kompeten di bidang memasak, misalnya Bondan Winarno, Chief Juna, atau lainnya. 


Dan jika buku yang Anda tulis tentang motivasi, untuk endorser bisa dicari orang yang kompeten di bidang tersebut, misalkan Pak Mario Teguh, Merry Riana, Bong Chandra, atau yang lainnya.

Lebih lengkapnya tentang cara mendapatkan endorsment dan hal-hal lainnya yang membuat buku lebih bernilai jual, bisa dipelajari di >> Jurus Menulis Buku Bernilai Jual

Prinsip-Prinsip dalam Membuat Sinopsis/Blurb yang Menarik

1/20/2019 Add Comment

Berikut adalah prinsip-prinsip dalam membuat sinopsis atau blurb yang menarik:
1. Mewakili isi buku
2. Sentuh perasaan pembaca
3. Buat penasaran

Sinopsis atau uraian singkat buku harus mewakili isi buku. Hingga orang yang tertarik pada buku tersebut mengetahui kira-kira seperti apa isi buku yang akan ia baca. Apakah sudah benar-benar sesuai dengan bacaan yang ia inginkan, yang ia butuhkan, atau belum.

Sentuh perasaan pembaca dengan menggunakan pilihan kata-kata yang menarik. Jika buku merupakan novel yang menginspirasi maka buatlah calon pembaca merasakan inspirasinya jika membaca buku tersebut, jika novel merupakan kisah yang mengharukan buatlah sinopsis yang mengharukan.

Menyentuh perasaan pembaca sebenarnya bukan hanya untuk buku fiksi, untuk buku non fiksi pun bisa diterapkan. Yaitu dengan membuat calon pembaca merasakan apa yang ia alami saat ini atau juga yang ia rasakan setelah membaca buku tersebut.

Misalnya pada buku tentang Panduan menjalankan diet bisa dibuatkan uraiannya tentang bagaimana menjalankan diet yang sehat dan membuat calon pembaca membayangkan apa yang ia rasakan setelah ia berhasil menjalankan apa yang ada di buku tersebut.

Selain mewakili isi buku dan menyentuh perasaan pembaca, sinopsis atau blurb yang tercantum di bagian belakang buku, juga harus bisa membuat penasaran agar buku tersebut benar-benar dibeli. Jadi jangan mencantumkan semua ringkasan cerita atau semua ringkasan isi buku pada blurb tersebut. 

Selengkapnya silakan pelajari di  >> Jurus Menulis Buku Bernilai Jual

Rumus Cara Membuat Judul Buku non fiksi yang Menarik

1/20/2019 Add Comment

Judul buku sangat penting dibuat semenarik mungkin, karena itu yang sangat menentukan agar buku tersebut dibeli oleh konsumen.

Untuk buku non fiksi dalam membuat judul bisa menggunakan rumus: 
J = K + A

Judul = Kata penarik perhatian+ apa yang diinginkan pembaca

Misalnya judul yang bagus adalah yang seperti berikut:
“Kunci sukses usaha kuliner”

Perhatikan kata “kunci” kata tersebut merupakan kata penarik perhatian, sementara sukses usaha kuliner adalah apa yang diinginkan pembaca. Dan orang akan penasaran tentang “Apa kunci suksesnya untuk berusaha kuliner?” Dan isi buku tentu harus mewakili judul tersebut. 

Atau dari contoh bukunya Ippho Santosa di atas, yaitu “7 keajaiban rezeki”. Perhatikan kata “7 keajaiban” kata itu merupakan kata penarik perhatian, sementara rezeki adalah apa yang diinginkan pembaca. Dan yang membuat calon pembaca penasaran adalah “Apa saja keajaiban rezeki itu?”

Untuk mempelajari lebih dalam tentang cara menentukan judul buku yang menjual serta materi-materi lainnya untuk membuat buku memiliki nilai jual, Anda bisa pelajari di >> Jurus Menulis Buku Bernilai Jual

2 Cara Penulisan Judul yang Menggunakan Kata Ulang

1/19/2019 Add Comment

Berikut cara penulisan judul yang menggunakan kata ulang:

1. Gunakan huruf kapital di awal setiap kata ulang yang katanya sama. 
Contohnya: Undang-Undang, Orang-Orang, Teman-Teman, dll.

2. Gunakan huruf kapital hanya di awal kata pertama pada kata ulang yang berubah bunyi dan juga kata ulang berimbuhan. 
Contoh kata ulang berubah bunyi: Sayur-mayur, Lauk-pauk, dll.
Contoh kata ulang berimbuhan: Terbirit-birit, Kejar-mengejar, Tergopoh-gopoh, Berlari-lari, dll.

Jadi contoh judulnya sebagai berikut:
Anak-Anak yang Terlantar
Bermain dengan Teman-Teman
Membeli Sayur-mayur di Pasar
Berlari-lari Terbirit-birit karena dikejar Preman

Pelajari aturan penulisan lainnya serta ilmu dan teknik-teknik rahasia edit naskah di www.editnaskah.com

Kata-kata Pada Judul yang ditulis dengan Huruf Kecil dan Contohnya

1/19/2019 Add Comment

Pada penulisan judul, setiap kata pada judul diawali dengan huruf kapital atau huruf besar. Akan tetapi ada pengecualian.

Gunakan huruf kecil semua pada kata yang sifatnya partikel, yaitu kata penghubung (konjungsi), kata depan (preposisi), dan kata seruan perasaan (interjeksi)

Contohnya pada kata berikut: dari, ke, di, pun, pada, kepada, jika, maka, agar, supaya, hingga, sebagai, terhadap, karena, yang, dll.

Berikut beberapa contoh penulisan judul:
Pergi ke Jakarta
Menuntut Ilmu hingga Ke Negeri China
Menunggumu karena Rindu
Sahabat yang Telah Pegi

Itulah cara penulisan judul yang memiliki kata yang bersifat partikel, yaitu pada kata tersebut menggunakan huruf kecil.

Pelajari aturan penulisan lainnya serta ilmu dan teknik-teknik rahasia edit naskah di www.editnaskah.com


Perbedaan Arti Kata "carut-marut" dan "karut-marut"

1/19/2019 Add Comment

Kita sering mendengar atau membaca kata carut-marut dan juga karut-marut. Lalu apa arti dari kata carut-marut dan karut-marut. Kata carut-marut dan karut-marut penggunaannya sering tertukar. Bahkan kadang sudah menjadi kebiasaan. 

Contohnya pada kalimat berikut:
“Krisis moneter membuat situasi di negara tersebut menjadi carut-marut.”

Sebenarnya, arti dari kata carut-marut adalah bermacam-macam perkataan yang keji, atau bisa juga diartikan sebagai segala coreng-moreng (bekas goresan); goresan yang tidak keruan arahnya Tentu kalimat contoh di atas salah.

Sedangkan Karut-marut artinya kusut (kacau), tidak keruan.

Jadi pada contoh kalimat tersebut yang benar seharusnya bukan menggunakan kata carut-marut, tapi karut-marut. 

Jadi seharusnya, contoh kalimat di atas seperti ini:

“Krisis moneter membuat situasi di negara tersebut menjadi karut-marut.”

Sedangkan contoh penggunaan kata carut-marut dalam kalimat sebagai berikut:
"Segala carut-marut yang ia ucapkan sebagai kekesalan pada orang yang telah menyakitinya."
"Muka korban kecelakaan tersebut penuh dengan carut-marut".

Pelajari aturan penulisan lainnya serta ilmu dan teknik-teknik rahasia edit naskah di www.editnaskah.com

Penulisan yang Benar "Merubah" atau "Mengubah"? Ini Jawabannya

1/18/2019 Add Comment

Mungkin kita sering menemukan kata merubah dan juga mengubah. Misalkan pada kalimat berikut:
Ia merubah pilihan warna baju yang akan ia beli
Ia mengubah rencananya minggu depan.

Lalu yang mana penulisan yang benar, merubah, atau mengubah?

Kita perlu tahu dulu kata dasarnya. Kata dasarnya adalah ubah, bukan rubah. Ubah itu artinya ganti sementara rubah adalah salah satu jenis hewan.

Awalan pe- akan berubah menjadi peng-, me- akan berubah menjadi meng-, jika bertemu dengan huruf vokal (A,i,u,e,o), serta huruf G, dan H. Jadi kata yang benar adalah mengubah, bukan merubah.

Berikut contoh-contoh lainnya berdasarkan aturan di atas:
Penghentian, penghisap, pengikut, pengambil, pengusut, pengubah, pengoperasian, pengobatan, pengganggu, penggulingan, dll.
Menghentikan, menghilang, mengikuti, mengambil, mengusut, mengubah, mengoperasikan, mengobati, mengganggu, menggoncangkan, menggulingkan, dll.


pelajari di Panduan Rahasia Edit Naskah yang berisi seluruh panduan lengkap tentang cara mengedit naskah dengan cepat dan tepat di


Yang Benar Memproduksi atau Memroduksi, Memutar atau Memputar? Ini Jawabannya

1/18/2019 Add Comment

Mungkin kita bertanya-tanya apakah yang benar memproduksi atau memroduksi, memutar atau memputar, pemrograman, pemprograman? Ini Jawabannya


Awalan pe- akan berubah menjadi pem-, me- akan berubah menjadi mem-, jika bertemu dengan huruf P. Dan huruf P akan menghilang.

Contoh:
·         Pemukulan, pemijatan, pemutar, dll.
·         Memukul, memijat, memutarkan, dll.

Ini tidak berlaku apabila huruf keduanya adalah huruf konsonan. Huruf P di awal kata tidak dihilangkan.

Contoh:
· Memprioritaskan, memproduksi, mem­pro­gram, mempromosikan, mempredik­si, memproklamasikan, dll
· Keproduktifan, perploncoan, pempro­gram, pemproklamasi, pemplesteran, pemproduksi, dll.

Kecuali beberapa kata yang sudah biasa seperti pemrograman, pemrakiraan, dll.


pelajari Panduan Rahasia Edit Naskah yang berisi seluruh panduan lengkap tentang cara mengedit naskah dengan cepat dan tepat di >>> www.editnaskah.com

Perbedaan Penulisan "ke" yang disambung dan dipisah dengan spasi

1/18/2019 Add Comment

Penulisan kata “ke” ditulis terpisah dari kata lainnya. Kecuali pada kata gabungan yang sudah lazim disatukan seperti kata kepada.

Contoh:
·         Ia mengirim surat kepada saudaranya di Papua.
·         Kepada seluruh murid, segera masuk ke kelas.

Lalu bagaimana dengan kata keluar? Yang benar keluar atau ke luar?
Kalau itu tergantung konteksnya. Apakah sebagai kata kerja atau kata penghubung.

Jika sebagai kata kerja, maka dituliskan­nya disambung atau tanpa spasi. Tapi jika kata ke sebagai kata penghubung, maka ditulis dengan spasi.

Contoh:
·         Budi selalu keluar kelas saat jam istirahat.
·         Budi mengalihkan pandangannya  ke luar kelas.


Untuk lebih memudahkan membedakan­nya adalah coba ganti kata tersebut dengan lawan katanya. Jadi, lawan kata keluar adalah masuk. Sementara lawan kata dari ke luar adalah ke dalam.

Pelajari ilmu tentang penulisan lainnya serta ilmu dan teknik edit naskah di Panduan Rahasia Edit Naskah yang bisa didapatkan melalui www.editnaskah.com

Perbedaan Penulisan "di" yang disambung dan dipisah dengan spasi

1/18/2019 Add Comment

Salah satu kesalahan yang sering dijumpai saat mengedit naskah adalah penulisan “di”, yang seringkali tertukar antara ada spasi atau tidak, disambung atau dipisah dengan kata lainnya. Berikut ketentuan yang benar:

Ø  Penulisan “di” untuk kata keterangan.
Fungsi “di” jika untuk menunjukkan kata keterangan, ditulis terpisah (dengan spasi) dengan kata keterangan tersebut.
Contoh:
·         Ayah sekarang ada di Bandung.
·         Ibu memasak di pagi hari.
·         Di saat ia bekerja, anaknya sekolah.

Kata keterangan tersebut bisa menjelaskan tentang keterangan tempat atau ketera­ngan waktu.

Ø  Penulisan “di” untuk kata kerja pasif.
Fungsi “di” jika untuk kata kerja pasif ditulis tanpa spasi, langsung menyambung dengan kata kerja.
Contoh:
·         Ia meminta untuk dibuatkan segelas kopi
·         Mereka baru dikaruniai seorang putra.

·         Dikerjakan atau tidak, itu bukan urusan saya.

Pelajari ilmu tentang penulisan lainnya serta ilmu dan teknik edit naskah di Panduan Rahasia Edit Naskah yang bisa didapatkan melalui www.editnaskah.com

Cara Penulisan Kata Sapaan Keluarga pada Kalimat Dialog Maupun Narasi

1/18/2019 Add Comment

   Setiap kata sapaan keluarga (ayah, ibu, bapak, anak, nak, dek, kak, kakak, paman, om, emak, mbah, saudara, dll.) baik dalam kalimat dialog maupun narasi/deskripsi huruf awalnya ditulis kapital/huruf besar. 

Contoh:
· "Kamu harus bisa menerima ini semua, Nak," kata Ibu sembari membelai rambutku.
·    Setiap kali aku ada masalah, Ibu selalu ada di sampingku.
·   "Ibu, sebenarnya Kakak kapan pulang­nya?"

·  “Kakak besok sampai di bandara, Nak. Nanti kamu jemput kakak sama Ayah,  ya.”

Pelajari ilmu tentang penulisan lainnya serta ilmu dan teknik edit naskah di Panduan Rahasia Edit Naskah yang bisa didapatkan melalui www.editnaskah.com

Cara Penulisan Kalimat Dialog yang Lebih dari Satu Paragraf

1/18/2019 Add Comment

Jika dialog lebih dari satu paragraf  gunakan tanda kutip pembuka di awal paragraf pertama, lalu tuliskan kalimat-kalimat yang diucapkan, kemudian mengakhiri paragraf dengan tanpa tanda kutip penutup.

Setelah itu, mulailah paragraf yang kedua dengan tanda kutip pembuka lagi dan lanjutkan kalimat hingga tokoh selesai berbicara.

Dan terakhir, berikan tanda kutip penutup di akhir pembicaraan si tokoh. 

Lakukan seperti contoh di bawah ini:
·    (Paragraf 1:) “Aku ingin bercerita tentang kejadian yang menimpaku hari ini. Sungguh menyebalkan sekali.

·   (Paragraf 2:) “Saat aku keluar kelas, tiba-tiba aku terpeleset. Ada oli yang sengaja ditumpahkan di lantai,” kata Dea.

Panduan Rahasia Edit Naskah berisi seluruh panduan lengkap tentang cara mengedit naskah dengan cepat dan tepat. >>>www.editnaskah.com

Cara Penulisan Kalimat Dialog yang Terputus

1/18/2019 Add Comment

Kadang, pada kalimat dialog ada tokoh-tokoh yang berbicara saling memotong pembicaraan lawan bicaranya. Untuk menunjukkan hal seperti ini,  gunakan tanda garis datar di akhir kalimat yang terputus, kemudian masukkan kalimat yang memotong pembicaraan si pembicara awal.

Anda dapat juga menggunakan garis datar pada awal kalimat yang menyambung kalimat awal tersebut. 

Berikut ini adalah beberapa contohnya:
·    Wawan berkata, “Aku sebenarnya ingin bertemu dengan kamu, tetapi aku saat ini sedang sibuk mengerjakan —”
·   “Sudah, cukup! Aku nggak mau mendengar alasan kamu,” potong Alin. “Setiap kali kita janjian, kamu selalu punya alasan untuk —”
·     “Lin, kamu dengerin aku dulu, dong. Aku sungguh —” jawab Wawan.

·      Udah, aku udah nggak percaya lagi sama kamu,” ucap Alin, kesal.


Panduan Rahasia Edit Naskah berisi seluruh panduan lengkap tentang cara mengedit naskah dengan cepat dan tepat. >>>www.editnaskah.com



Cara Penulisan Kalimat Dialog yang Memiliki Dua Kalimat oleh Orang yang Sama

1/17/2019 Add Comment

Berikut ini adalah cara Penulisan Kalimat Dialog yang Memiliki Dua Kalimat oleh Orang yang Sama beserta contoh kalimatnya:

  Jika ada dua kalimat dalam satu dialog oleh orang yang sama, beri tanda titik di akhir kata penjelas dialog pada kalimat pertama, lalu memulai kalimat baru tanpa menunjukkan pembicaranya sama sekali. 

Berikut ini adalah beberapa contohnya:
·      “Sepertinya hari ini tidak hujan,” ucap Hasan. “Kurasa aku tidak perlu memba­wa payung.”
·      “Belum tentu, bisa saja sore hujan,” jawab Bobi. “Lebih baik kamu bawa payung.”
·     “Aku malas membawa payung,” jawab Hasan. “Kalau hujan aku akan berteduh saja.”

Panduan Rahasia Edit Naskah berisi seluruh panduan lengkap tentang cara mengedit naskah dengan cepat dan tepat. >>>www.editnaskah.com


Cara Penulisan Kalimat Dialog yang Memiliki Jeda

1/17/2019 Add Comment

Saat penulisan naskah baik itu novel ataupun naskah fiski lainnya. Ada kalanya dialog tokohnya terdapat kalimat dialog yang memiliki jeda. Berikut cara penulisan kalimat dialog yang memiliki jeda:


Beri tanda baca pada kalimat yang memiliki kata-kata dialog di tengahnya.  Pada dialog ini ada suatu jeda sementara sebelum kemudian kalimat itu dilanjutkan.

Dalam  hal ini, Anda harus memberi tanda baca di bagian pertama dialog sama seperti biasanya, tapi kini Anda tidak memberikan tanda titik atau tanda baca penutup, melainkan tanda koma untuk melanjutkan pada bagian kedua dari dialog itu.

Hal yang perlu Anda ingat adalah jangan memulai bagian dialog yang kedua dengan huruf besar, tapi dengan huruf kecil, karena dialog kedua adalah bagian dari kalimat yang sama. 

Berikut ini beberapa contohnya:
·  “Aku ingin tahu apa isi hatinya,” Andi berkata, “tetapi aku malu menanyakan hal itu padanya.”
·   “Aku rasa kamu tak perlu merasa seperti itu,” kata Joni, “yang kamu lakukan hanya bertanya padanya, dan biarlah dia menjawabnya.”
·   “Aku tidak bisa ….” Andi menjawab, “mengucapkan sepatah kata pun di hadapannya.”


Selengkapnya pelajari Panduan Rahasia Edit Naskah yang berisi seluruh panduan lengkap tentang cara mengedit naskah dengan cepat dan tepat di www.editnaskah.com

Bus atau bis? Ini penulisan yang benar dan baku

1/17/2019 Add Comment

Tentunya Anda sudah tahu bahwa bus atau bis adalah kendaraan atau alat transportasi besar di jalan raya yang bisa mengangkut banyak orang.

Tapi manakah penulisan yang benar dan baku, apakah bus atau bis?

Penulisan yang benar dan baku adalah bus, bukan bis. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bus adalah kendaraan bermotor angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih, yang dapat memuat penumpang banyak;

Berikut contoh kalimatnya:
Andi pergi ke Bandung menaiki bus.
Ayahnya bekerja sebagai sopir bus.

Itulah cara penulisan kata "bus" yang benar dan baku. Serta arti dari kata "bus" beserta contoh penggunaannya dalam kalimat.

Pelajari aturan penulisan lainnya serta ilmu dan teknik-teknik rahasia edit naskah di www.editnaskah.com

Cara Penulisan Persen (%) dan Permil (o/oo) yang Benar

1/17/2019 Add Comment

Persen merupakan bagian per seratus dari suatu jumlah. Penulisannya bisa menggunakan tanda (%). 

Sedangkan permil merupakan bagian per seribu dari suatu jumlah. Penulisannya bisa menggunakan tanda (o/oo)

Lalu bagaimana penulisannya terhadap angka atau bilangan, apakah disambung atau tanpa spasi, ataukah dipisah menggunakan spasi?

Persen dan permil jika menggunakan simbol, penulisannya disambung, atau tanpa spasi dengan angka bilangannya.

Misalnya sebagai berikut:
5%
5o/oo
10%
10o/oo

Misalkan dari tiga puluh siswa ada 3 orang yang tidak masuk sekolah. Maka yang tidak masuk sekolah = 3/30 = 1/10 = 10% 

Misalkan dari seribu warga ada 10 warga yang sakit. Maka yang sakit adalah 10/1000 = 10o/oo

Itulah cara penulisan persen dan permil

Pelajari cara penulisan lainnya serta teknik edit naskah di Panduan Rahasia Edit Naskah yang bisa didapatkan di www.editnaskah.com

Penulisan Kata yang Benar "Maha Kuasa" atau "Mahakuasa"

1/15/2019 Add Comment

Sobat Literasi, mungkin kita sering menemukan kata "Maha Kuasa" atau "Mahakuasa", sebenarnya mana penulisan yang benar, apakah dipisah (menggunakan spasi) ataukah digabung (tanpa spasi).

Jika kata "maha" sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital.

Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.

Jika kata "maha", sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata "esa", gabungan itu ditulis serangkai.

Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

Jadi yang benar penulisannya adalah "Mahakuasa", bukan "Maha Kuasa". Tanpa spasi atau digabung, bukan dengan spasi atau dipisah.

Silakan pelajari Panduan Rahasia Edit Naskah di www.editnaskah.com

Penulisan yang benar "bertepuk tangan" atau "bertepuktangan", Dipisah atau disambung? Ini jawabnnya

1/13/2019 Add Comment

Mungkin sering kita menemukan kata tepuk tangan. Jika penulisannya memakai awalan "ber-" apakah penulisannya dipisah atau dengan spasi atau disambung, tanpa menggunakan spasi. Apakah jadi bertepuk tangan atau menjadi bertepuktangan?

Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tetapi unsur gabungan kata tersebut tetap ditulis terpisah.

Jadi penulisan yang benar adalah "bertepuk tangan" bukan "bertepuktangan". Tetap menggunakan spasi, tidak disatukan.

Hal tersebut berlaku jika imbuhan yang disisipkan hanya berupa awalan atau hanya berupa akhiran. Atau tidak menggunakan awalan dan akhiran sekaligus.

Jadi hal tersebut juga berlaku untuk kata lainnya seperti: garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan

Silakan pelajari Panduan Rahasia Edit Naskah di www.editnaskah.com

Penulisan yang benar "Anda" atau "anda", Memakai huruf kapital atau tidak? Ini jawabnnya

1/05/2019 Add Comment

Kata "Anda" merupakan sinonim dari kata "kamu" atau "kau". Tapi apakah cara penulisannya sama?

Apakah penulisnanya huruf pertamanya menggunakan huruf kapital atau huruf besar, atau justru menggunakan huruf kecil?

Kata "Anda" memang merupakan sinonim dari kata "kamu" atau "kau". Tetapi penggunaan kata "Anda" merupakan pilihan agar lebih sopan dan lebih menghormati. 

Penulisannya pun berbeda dengan kata "kamu" atau "kau". Untuk kata "kamu" atau "kau", penulisannya menggunakan huruf kecil semuanya, kecuali jika merupakan kata pertama, maka huruf pertamanya ditulis huruf kapital.

Sedangkan pada kata "Anda" huruf pertamanya menggunakan huruf kapital atau huruf besar, walaupun penempatannya tidak di awal kalimat juga tetap menggunakan huruf kapital huruf pertamanya.

Silakan pelajari Panduan Rahasia Edit Naskah di www.editnaskah.com

Perbedaan Tanda Petik (" ") dan Petik Tunggal (' ') dari segi Penggunaannya

1/04/2019 Add Comment

Mungkin kita sudah familiar dengan tanda petik (" ") dan tanda petik tunggal (' '). Kadang-kadang tanda baca ini juga sering disebut sebagai tanda kutip.

Apa perbedaan dari tanda petik (" ") dan tanda petik tunggal (' '). Berikut adalah perbedaannya dari segi penggunaannya dalam kalimat:

1. 
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. "
Ibu berkata, "Paman berangkat besok pagi. "
"Saya belum siap," kata dia, "tunggu sebentar!"

Sedangkan tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?"

"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.

2. 
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indoneia" dalam
buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
Bacalah "Penggunaan Tanda Baca" dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.

Makalah "Pembetukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar.

Sedangkan Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Contoh:
terpandai 'paling' pandai
retina 'dinding mata sebelah dalam'
mengambil langkah seribu ‘lari pontang-panting'
tinggi hati ‘sombong, angkuh'

3. 
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.


Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".

Sedangkan Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung)
Contoh:
feed-back 'balikan'
dress rehearsal 'geladi bersih'

tadulako 'panglima'

Itulah perbedaan Tanda Petik (" ") dan Petik Tunggal (' ') dari segi penggunaannya dalam kalimat, disertai dengan contohnya. 

Masih banyak sekali ilmu yang perlu dipelajari dan juga dipraktekkan dalam mengedit naskah. Termasuk teknik rahasia edit naskah untuk mengedit naskah lebih cepat dan tepat.


Dapatkan panduan lengkapnya di www.editnaskah.com

Atau langsung klik

Perbedaan Perubahan Makna Ameliorasi dan Peyorasi beserta contohnya

1/01/2019 Add Comment

Pada bahasa Indonesia terdapat perubahan makna pada kata-kata tertentu. Mungkin Anda pernah mendengar perubahan makna Ameliorasi dan Peyorasi. Lalu, apakah perbedaannya dan apa saja contohnya?

Perbedaan perubahan makna ameliorasi dan peyorasi

Ameliorasi adalah perubahan makna pada suatu kata yang membuat kata tersebut menjadi lebih baik digunakan, lebih halus, atau lebih sopan dari kata yang digunakan sebelumnya. Sementara Peyorasi adalah perubahan makna pada kata yang menjadi lebih buruk, kasar atau lebih rendah dari  kata sebelumnya. 

Contoh perubahan makna Ameliorasi :

Pada contoh berikut ini kata-katanya berubah makna menjadi lebih baik dan lebih sopan dari kata sebelumnya:

tuli – tuna rungu
Karena ia seorang yang tuli, ia tidak bisa mendengar apa yang diucapkan teman-temannya.
Karena ia seorang tuna rungu, ia tidak bisa mendengar apa yang diucapkan teman-temannya.

gelandangan – tuna wisma
Kemiskinan yang semakin meluas menimbulkan gelandangan yang semakin banyak.
Kemiskinan yang semakin meluas menimbulkan tuna wisma yang semakin banyak.

buta – tuna netra 
Walaupun bapak itu buta, tapi ia tetap rajin bekerja.
Walaupun bapak itu tuna netra, tapi ia tetap rajin bekerja.

pelacur – tuna susila
Dengan ditutupnya tempat prostitusi, diharapkan bisa mengurangi jumlah pelacur di kota ini.
Dengan ditutupnya tempat prostitusi, diharapkan bisa mengurangi jumlah tuna susila di kota ini.

pembantu – asisten rumah tangga
Setelah memiliki anak, keluarga mereka merasa harus memiliki seorang pembantu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Setelah memiliki anak, keluarga mereka merasa harus memiliki seorang asisten rumah tangga untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Contoh perubahan makna peyorasi:

menikah – kawin
Ia selalu ditanya kapan menikah karena teman-temannya sudah menikah.
Ia selalu ditanya kapan kawin karena teman-temannya sudah kawin.

suami – laki
Ia selalu menuntut suaminya punya penghasilan besar.
Ia selalu menuntut lakinya punya penghasilan besar.

bayi – orok
Keluarganya kini semakin bahagia setelah punya bayi.
Keluarganya kini semakin bahagia setelah punya orok.

talak – cerai
Setelah ditalak suaminya, wanita itu tinggal seorang diri.
Setelah diceraikan suaminya, wanita itu tinggal seorang diri.

pramusaji -- pelayan restoran
Setelah kami berkumpul di restoran, kami memanggil pramusaji untuk memesan makanan.
Setelah kami berkumpul di restoran, kami memanggil pelayan restoran untuk memesan makanan.

pramuniaga – pelayan toko
Setelah lulus SMA, anaknya kini berkerja sebagai pramuniaga.
Setelah lulus SMA, anaknya kini berkerja sebagai pelayan toko.

berantakan – hancur lebur
Pertahanan timnya berantakan setelah diserang terus oleh tim lawan.
Pertahanan timnya hancur lebur setelah diserang terus oleh tim lawan.

meninggal – mati
Di film itu, tokoh utamanya akhirnya meninggal.
Di film itu, tokoh utamanya akhirnya mati.

Itulah perbedaan dari segi pengertian dan contoh perubahan makna ameliorasi dan peyorasi.


Pelajari juga Panduan Rahasia Edit Naskah di www.editnaskah.com